Tokoh Daerah
2 Tokoh Bahasa dan Sastra Indonesia Ternyata asal Gorontalo, Ada Pernah Kritik Soeharto
Ada 2 nama besar dan terkenal menjadi tokoh bahasa dan sastra Indonesia. Banyak karya yang mereka hasilkan dan menghiasi buku-buku mata pelajaran.
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Setelah pulang dari Amerika, ia bekerja di kantor Asisten Residen Gorontalo. Dia bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka pada 1940.
Dua tahun kemudian, Jassin bekerja di Panji Pustaka sebagai redaktur. Ia juga sempat menjadi redaktur di beberapa majalah. Jassin ditunjuk sebagai anggota Akademi Jakarta pada 1970
Dia menjadi Ketua Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin setelah 2 tahun kemudia.
HB Jassin pernah meraih penghargaan Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia tanggal 20 Mei 1969. Penghargaan Martinus Nijhoff di Belanda atas jasanya menerjemahkan karya Multatuli, Max Havelaar, 26 Januari 1973.
Doktor Honoris Causa di bidang sastra Indonesia dari UI, 14 Juni 1975. Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 1983.
Magsaysay dari Yayasan Magsaysay, Filipina, 1987. Bintang Mahaputra Nararaya dari Pemerintah RI tahun 1994.
HB Jassin memiliki gelar adat Pulanga Gorontalo, yaitu "Ti Molotinepa Wulito" (Putra terbaik yang menguasai bahasa).
HB Jassin meninggal di Jakarta pada Jakarta 11 Maret 2000
2. JS Badudu, Pembuat Kamus Besar Indonesia.

Jusuf Sjarif Badudu atau Lahir di Gorontalo pada 19 Maret 1926 dan meninggal Bandung, Jawa Barat pada 12 Maret 2016
JS Badudu adalah seorang pakar bahasa Indonesia.
Ia adalah Guru Besar Linguistika pada Universitas Padjajaran dan dikenal luas di masyarakat sebagai pembawa acara Pembinaan Bahasa Indonesia (1974-1979) di TVRI.
JS Badudu telah mengabdikan diri sebagai guru sejak usia 15 tahun 5 bulan.
Ia menjadi guru sekolah dasar di Ampana, Sulawesi Tengah hingga tahun 1951.
Dia menjadi guru SMP di Poso, Sulawesi Tengah, dan pada tahun 1955-1964 menjadi guru SMA di Bandung pada 1951-1955
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.