AJI Gorontalo

Warga Dukung Program AJI Gorontalo di 4 Desa Penyangga SM Nantu dan Tahura BJ Habibie

Program yang dilaksanakan oleh AJI Gorontalo di empat desa penyangga SM Nantu dan Tahura BJ Habibie mendapatkan dukungan luar biasa dari warga setempa

|
Editor: Fadri Kidjab
Ist
Lanskap Desa Bondula Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo 

Secara rinci, 4 desa yang disebut itu yakni Desa Bontula, Desa Bihe, dan Desa Pangahu di Kecamatan Asparaga, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Lalu di Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.

Saat ini kata Renal, demi mendapatkan dukungan para pihak termasuk pihak desa dan masyarakat, AJI Gorontalo kini sedang melakukan sosialisasi.

Adapun dalam melakukan kerja-kerjanya, AJI Gorontalo mendapat dukungan dari Program GEF SGP Indonesia, sebuah program dana hibah kecil yang bertujuan untuk memberikan solusi berkelanjutan terhadap tantangan lingkungan.

Program ini diimplementasikan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP) dan dilaksanakan oleh Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL).

Menurut Renal Husa, topografi Provinsi Gorontalo berbentuk seperti mangkuk. Hal ini dikarenakan Provinsi Gorontalo dikelilingi pegunungan dan hutan.

Sumber air masyarakat yang berada di bawah, berasal dari sungai-sungai, yang salah satunya adalah Sungai Paguyaman dengan hulu sungai berada di SM Nantu.

Karena itu, aktifitas masyarakat yang berada di dekat SM Nantu sangatlah menentukan keberlangsungan hidup masyarakat banyak.

Jika pengelolaan lahan oleh masyarakat di sekitar kawasan SM Nantu bersifat merusak lahan, maka kerusakan hutan tidak dapat terhindari.

Hal ini dapat mengakibatkan aliran sungai dari hulu tidak dapat terbendung, sehingga provinsi Gorontalo berpotensi terendam air bah.

"Desa Bondula, adalah salah satu benteng terakhir untuk menyelamatkan kita dari kerusakan hutan. Akibatnya bisa menghilangkan tempat tinggal kita semua," ujar Renal.

Hal itu dapat dicegah, ungkap Renal, jika masyarakat mau melakukan konservasi dan menata kembali lahan-lahan mereka agar terhindar dari kerusakan alam.

Renal menjelaskan, pencegahan kerusakan alam dapat dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat setempat. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved