Human Interest Story
Dahulu Paling Dicari, Kini Pedagang Masker di Gorontalo Merana Sepi Pembeli, Omset 8 Ribu per Hari
Tiga tahun sudah Nurhayati menjual masker di Kota Gorontalo. Dahulu semenjak pandemi melanda Provinsi Gorontalo, penjual masker menjamur di mana-mana
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Tiga tahun sudah Nurhayati menjual masker di Kota Gorontalo.
Dahulu semenjak pandemi melanda Provinsi Gorontalo, penjual masker menjamur di mana-mana.
Namun, kini Nurhayati sebagai penjual masker mengaku merana karena sepi pembeli.
Lapak masker Nurhayati terletak di depan Kantor lama Kejaksaan Negeri Kota Gorontalo, Jalan Agung Suprapto, Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.
Masker dijual mulai dari harga Rp 2.000 - 3.000 per picis.
Dari penjualan tersebut, Nurhayati mendapat keuntungan hingga Rp 8 ribu per hari.
"Untungnya cuma sedikit, hanya Rp 6 ribu, kadang Rp 8 ribu," ujar Nurhayati.
"Yang penting bisa beli beras satu Liter saja sudah Alhamdulillah," lanjutnya.
Dahulu saat masih pandemi, Nurhayati biasanya menerima keuntungan bersih sekira 200 ribu per hari.
Selain masker, warga Kota Gorontalo ini juga menjual sejumlah aksesoris anak-anak berupa jepit rambut dan anting.
Ia juga kadang mengeruk sampah untuk mencari kardus dan plastik minuman.
Selagi Nurhayati pergi, anaknya menjaga lapak masker mereka.
Sampah kardus dan plastik itu kadang dijual ke kerabat dekatnya setiap dua minggu sekali.
"Biasa jaga jual sama Ibu haji di Jalan Manggis situ, kadang dua minggu baru dia ambil," ungkap Nurhayati.
Dari penjualan sampah kardus dan plastik tersebut, Nurhayati bisa menerima sampai Rp 80 ribu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.