Pria Paruh Baya Gorontalo Ini Keliling Jual Celengan Kayu demi Beli Susu Bayi 9 Bulan
Bayi laki-laki oleh Chairul diberi nama Muhammad Reza Hutapia. Celengan itu buatan tangan Chairul. Ia membuat 100 celengan dalam tiga hari.
Penulis: Fadri Kidjab | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Sekira pukul 13.00 Wita, matahari di Kota Gorontalo begitu terik. Di bawah pohon rindang tepi jalan H.B Jassin Kelurahan Limba U2, tampak sosok pria paruh baya tengah bercanda dengan bayi.
Pria berdarah Ambon itu bernama Chairul (48). Chairul sedang menunggu pembeli celengan buatannya.
"Mari, celengan..celengan," teriak Chairul setiap kali ada mobil melintas.
Chairul bersama istrinya duduk di bawah pohon sembari berkomunikasi dengan bayi berusia sembilan bulan.
Bayi laki-laki oleh Chairul diberi nama Muhammad Reza Hutapia. Celengan itu buatan tangan Chairul. Ia membuat 100 celengan dalam tiga hari.
Celengan itu berbahan dasar triplek dan kertas kado. Setelahnya, celengan dijual seharga Rp 10 - 20 ribu per picis sesuai ukuran.
"Ini laku semua bisa sampai sebulan," kata Chairul kepada TribunGorontalo.com, Rabu (7/6/2023) siang.
Chairul rela berjalan mendorong gerobak sejauh puluhan kilometer sedari matahari terbit.
Celengan miliknya kadang laku sampai lima picis per hari. Selain membuat celengan, Chairul menjadi pemulung kardus. Kardus-kardus bekas itu dijual seribu rupiah per kilogram.
Semua dilakukannya demi membelikan anaknya susu. Reza (bayi Chairul) begitu ceria. Ia minum teh melalui dot.
"Sabar ya, nanti kalau ada beli celengan baru papa beli susu," ujar Chairul kepada anaknya.
Istri Chairul, Hapsa mengatakan, mereka tinggal di rumah bantuan.
Tetapi, ia heran namanya sudah dikeluarkan dari penerima beras miskin (raskin). Padahal, kata dia, mereka bukanlah orang mampu.
"Ada yang rumahnya bagus masih dapat, sedangkan saya? Dibilang kata sudah mampu," ungkap Hapsa.
Istri Chairul bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia harus membagi waktu dan bergantian menjaga anak mereka.
Chairul hanya bisa terdiam menyaksikan istrinya bercerita. Ia tidak ingin duduk berpangku tangan menunggu bantuan pemerintah.
Chairul cuma mau berusaha semampunya. Terpenting bagaimana kebutuhan anaknya terpenuhi. Chairul merupakan perantau dari Ambon. Ia baru enam tahun pindah ke Gorontalo.
Ia belajar otodidak merakit kayu triplek menjadi celengan untuk menghidupi keluarganya. (*)
Kronologi Bocah 14 Tahun Arya Husain Hanyut di Sungai Bolango Gorontalo |
![]() |
---|
GORONTALO TERPOPULER: Anak Hanyut di Sungai Bolango - Sukmawati Tolak Rencana Nikah Lagi |
![]() |
---|
Identitas Bocah Hanyut di Sungai Bolango Gorontalo, Rupanya Asal Desa Luwoo |
![]() |
---|
Anak Hanyut di Sungai Bulango Gorontalo, Korban Belum Ditemukan Tim SAR |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Bocah Hanyut di Sungai Bolango Kota Gorontalo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.