Penganiayaan Bocah Gorontalo

Emak-emak Berdaster Padati Perum Telaga, Saksikan Rekonstruksi Penganiayaan Bocah 9 Tahun

Meski polisi telah melakukan sterilisasi lokasi rekonstruksi, namun emak-emak kompleks yang penasaran, berebut pandang dan posisi. 

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Emak-emak berdaster antusias saksikan rekonstruksi penganiayaan bocah Gorontalo, Senin (5/6/2023) di Telaga, Kabupaten Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Rekonstruksi kasus penganiayaan bocah 9 tahun di Telaga, Kabupaten Gorontalo, dipadati oleh emak-emak berdaster. 

Meski polisi telah melakukan sterilisasi lokasi rekonstruksi, namun emak-emak kompleks yang penasaran, berebut pandang dan posisi. 

Mereka ingin menyaksikan bagaimana tersangka (tsk) yang merupakan pasangan suami istri, menyiksa keponakannya hingga tewas. 

Sejak pagi tadi, Senin (5/6/2023) emak-emak berdaster telah mengepung lokasi rekonstruksi. Kendati, dua tersangka masih dalam perjalanan. 

Penganiayaan bocah terjadi di sebuah perumahan di Perumahan Padengo 6, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.

Bocah usia 9 tahun yang diduga mengalami penganiayaan secara terus menerus, menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (13/5/2023).

Bocah ini tewas, diduga karena tak bisa menahan sakit atas penyiksaan yang tante dan pamannya lakukan. Kendati, ibunya adalah kakak dari tentenya tersebut. 

Pada Sabtu itu, masalahnya sepele. Namun justru menjadi penyiksaan yang terakhir mereka lakukan. Sebab, bocah itu tewas kesakitan. 

Informasi dari kepolisian, tante dan paman korban masing-masing berinisial DA dan IM, menuduh ponakannya itu mencuri uang sebesar Rp 35 ribu. 

Karena kesal, mereka melakukan berbagai cara. Mulai dari memukul belakang korban dengan selang elastis. Lalu meninjau korban, hingga paling parah meneteskan air lemon ke luka korban. 

Pedih yang tak terhingga dan tangis yang pecah, rupanya tak membuat dua tantenya ini berhenti. Malah semakin menyiksa. Tubuh yang kecil itu menyerah juga. Nafasnya berhenti berhembus, hingga dinyatakan tewas. 

Kedua tersangka berusaha menutupi kejadian itu dari pihak keluarga. Mereka buru-buru ingin menguburkan bocah itu. Namun gelagat mereka tercium juga. 

Sang bocah pertama kali diketahui meninggal saat tante korban itu menelpon pihak keluarga.

"Jadi torang dapat telepon dari tantenya ini. Dia menelpon di Sabtu sore. Dan kami baru ke lokasi pukul 21.00 Wita," ungkap Zenab, keluarga si bocah kepada TribunGorontalo.com, Minggu (14/5/2023).

Namun, ketika pihak keluarga ini tiba di TKP, mereka tidak diizinkan si tante untuk melihat kondisi bocah yang meninggal tersebut.

Posisi korban telah ditutupi sarung di dalam kamar.

"Bahkan tantenya ini berkeinginan mengubur korban malam itu juga," ungkap Zenab. 

Sontak pihak keluarga semakin curiga gelagat tante korban. 

Mereka mulai menduga bocah malang itu meninggal akibat ulah tantenya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved