Pemilu 2024

Pengamat Politik Gorontalo Hendra Yasin Sebut Sistem Proporsional Tertutup Untungkan Partai Besar

Hendra Yasin Direktur Curva Survei Indonesia berpendapat, sistem pemilu adalah bagian dari manipulatif politik. Antara sistem terbuka atau tertutup.

|
Penulis: Risman Taharudin | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com
Hendra Yasin, Pengamat Politik Gorontalo menanggapi isu pengesahan Sistem Proporsional Tertutup Pemilu 2024. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Munculnya isu Mahkamah Konstitusi bakal mengesahkan Sistem Proporsional Tertutup pada Pemilu 2024 ditanggapi Pengamat Politik Gorontalo, Hendra Yasin.

Direktur Curva Survei Indonesia ini berpendapat, sistem proporsional tertutup lebih menguntungkan partai-partai besar, termasuk bagi partai yang memiliki tokoh di tingkat nasional. Sementara sistem terbuka menguntungkan bagi partai-partai yang memiliki tokoh di daerah.

Apabila nanti proporsional tertutup, ada partai yang memiliki tokoh di daerah. Misalkan tokoh itu berpindah partai, itu bisa merugikan partai tersebut.

"Proporsional tertutup itu menguntungkan partai yang mengakar, termasuk partai baru yang demikian memiliki visi yang disukai masyarakat," ungkap Hendra kepada TribunGorontalo.com, Senin (29/5/2023).

Disamping itu, andaikan proporsional terbuka diterapkan bakal menguntungkan partai yang memiliki kandidat populer di daerah tersebut. Sebab, demokrasi pada dasarnya melahirkan pemimpin-pemimpin yang disukai, alih-alih yang terbaik.

Jika sistem terbuka, kandidat memiliki popularitas, elektabilitas, akuntabilitas, jikalau lemah bagian itu dibutuhkan namanya 'isi tas'.

"Isi tas tentu penting sebab pemasangan baliho dan lainnya untuk populer dibutuhkan," tuturnya.

"Dalam proporsional terbuka, popularitas itu menjadi hal yang penting sekaligus isi tasnya. Tidak usah jauh-jauh misalnya orang yang tidak terkenal di awal tiba-tiba dipilih dan mendapat nomor urut tertentu, karena lagi-lagi soal isi tas dan populernya," imbuh dia.

Baca juga: 287 Hari Menuju Pilpres 2024 - Hendra Yasin: Ganjar- Erick Saling Menguatkan Basis Wilayah

Hal itu dinilai wajar, karena beberapa partai mengangkat artis, alasan mendasarnya karena demokrasi dalam pemilihan sistem terbuka cenderung memilih orang yang sudah populer.

Dalam proporsional terbuka lagi-lagi masyarakat memilih orang yang disukai bukan persoalan partainya.

Sehingga, apa yang melekat hari ini dalam proporsional terbuka ialah melekat di setiap individu. Termasuk representasi demografi. Namun, Hendra mengakui dalam proporsional terbuka itu lebih akuntabel.

Kesuksesan atau desain pemilu itu sangat ditentukan oleh institusional politik. Antara lain, partainya, prosedurnya, caranya serta aturannya sangat ditentukan.

Ia menyebut sistem politik bagian dari instrumen manipulatif politik sehingga wajar didalamnya memuat like and dislike. Alasannya, partai akan memilih mana yang menguntungkan dari kedua sistem tersebut.

Proporsional terbuka itu sangat tergantung pada hal pemilih, masyarakat punya hak memilih siapa calon yang diinginkan.

Walaupun diinginkan atau tidak itu bisa saja dibuat sedemikian rupa untuk menarik. Makanya, survei itu dibutuhkan agar membaca kebutuhan masyarakat kemudian dilekatkan pada kandidat.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved