RusiaVSUkraina

Dekati Garis Depan Rusia, Pasukan Ukraina Kocar-kacir Dihujani Peluru dan RPG

Dari video yang dibagikan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, tampak para ‘Winged infantry’ ini menembaki pasukan Ukraina tanpa ampun. 

TribunGorontalo.com
Seorang tentara Rusia mengoperasikan peluncur granat (RPG) dalam menyerang Ukraina. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Pasukan lintas udara Rusia buat pasukan Ukraina yang datang mendekati garis depan perang, kocar-kacir, Sabtu (11/3/2023). 

Dari video yang dibagikan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, tampak para ‘Winged infantry’ ini menembaki pasukan Ukraina tanpa ampun. 

Rusia mampu mendeteksi gerakan pasukan Ukraina di garis depan atas laporan dari pasukan di pos pengamatan. 

Informasi ada sekelompok tentara bersenjata Ukraina sedang mendekati posisi Rusia.

Karena itu, para tentara bergerak cepat memukul mundur musuh dengan peluncur granat (RPG) dan senjata ringan. 

Serangan Rusia itu bikin tentara Ukraina kocar-kacir. Mereka mengurungkan niat dengan buru-buru mundur, meninggalkan beberapa orang tewas dan terluka.

Sebetulnya menurut laporan Menhan Rusia, ‘gerakan tambahan’ pasukan Ukraina semacam itu kerap terjadi setiap hari. 

Angkatan Bersenjata Ukraina sekarang telah dipukul mundur hingga setengah kilometer, tetapi artileri Rusia menghalangi mereka mendapatkan posisi baru.

Diketahui, perang Rusia Vs Ukraina sudah berlangsung hingga hari ke-381.

Sementara itu, perusahaan militer swasta Rusia yang menyediakan pasukan tentara bayaran, Wagner, sedang kekurangan senjata dalam perang di Ukraina.

Dilansir TribunGorontalo.com dari The Guardian pada Sabtu (11/3/2023) atau hari ke-381 perang Bos kelompok Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang memimpin tentara bayaran Rusia dalam mengepung Kota Bakhmut, mengatakan pasukannya tengah menghadapi kekurangan amunisi.

Bakhmut sendiri merupakan kota di Oblast Donetsk, Ukraina wilayah timur yang kini menjadi target Rusia untuk dikuasai dengan situasi pertempuran di sana semakin sulit.

Menurut laporan Reuters, Prigozhin mengaku anak buahnya telah mulai menerima pengiriman amunisi berlabel diproduksi pada tahun 2023.

Prigozhin menyebut amunisi sekarang diproduksi "dalam jumlah besar, yang mencakup semua kebutuhan yang diperlukan".

Dalam pesan audio yang sama, Prigozhin juga mengungkapkan keprihatinannya terkait situasi yang dialami pasukan tentara bayarannya saat membantu militer Presiden Rusia Vladimir Putin dalam invasi di Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 ini.

"Saya khawatir tentang kekurangan amunisi dan peluru tidak hanya untuk perusahaan militer swasta Wagner tetapi juga untuk semua unit tentara Rusia." kata Prigozhin.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved