Anies Baswedan

Politik 'Zig-zag' Surya Paloh: Temui Jokowi-Airlangga, Pamitan atau Lepas Anies Baswedan?

Politik itu seni! Manuver zig-zag Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pamitan atau lepas Anies Baswedan?

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Airlangga Hartarto dan Surya Paloh. Politik itu seni! Manuver zig-zag Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pamitan atau lepas Anies Baswedan? 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Politik itu seni! Manuver zig-zag Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pamitan atau lepas Anies Baswedan?

Muncul spekulasi Nasdem pamitan dari koalisi pemerintahan dan melanjutkan pencalonan Anies Baswedan menuju Pilpres 2024.

Dugaan lainnya Nasdem bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan meninggalkan Anies.

Politik zig-zag Surya Paloh telah di tengah deras dukungan terhadap Anies. Setelah Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan dukungan.

Lalu bagaimana sikap Nasdem? Surya Paloh membuka kemungkinan pihaknya bergabung dengan KIB. Adapun KIB merupakan koalisi yang diisi oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Apakah (Nasdem) akan mungkin bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin. Mungkin KIB juga bergabung dengan Nasdem kan? Jadi kemungkinan itu masih terbuka,” ujar Surya pasca-pertemuan dengan Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Ia pun menyampaikan, kunjungannya ke Golkar merupakan salah satu prioritas. Sebab, sebelum mendirikan Nasdem, Surya telah berkiprah lama di partai beringin tersebut.

“Kenapa mengunjungi Golkar, ya prioritas bagi Nasdem. Ada satu romantisme. Ada satu pejalanan. Sejarah perjalanan kehidupan saya pribadi,” kata dia.

“Jadi di Golkar sendiri (saya berkiprah) 43 tahun. Baru kemudian ada Nasdem. Jadi terlepas apa pun juga kekurangan satu sama lain, tapi ini modal kebersamaan. Catatan sejarah saling pemahaman,” ujar dia dikutip dari Kompas.com.

Kendati demikian, ia menampik bahwa pertemuan dengan Airlangga ada kaitannya dengan Presiden Joko Widodo.

Menurut Surya, pertemuan itu murni atas inisiatif Nasdem, bukan karena arahan Jokowi. “Secara lisan (perintah Jokowi) enggak ada. Saya enggak tahu suasana kebatinan Beliau," kata dia.

Surya bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/1/2023) pekan lalu. Keduanya bertemu lebih dari satu jam untuk membahas berbagai persoalan.

Sementara itu, pertemuan Surya dan Airlangga dilakukan di hari Rabu Pon, yang kerap dikaitkan dengan pengambilan keputusan penting Jokowi, termasuk soal reshuffle kabinet.

Beberapa waktu belakangan santer terdengar reshuffle bakal menyasar menteri-menteri Partai Nasdem. Namun, hingga saat ini tak ada tanda-tanda perombakan Kabinet Indonesia Maju dilakukan.

Di lain pihak, Partai Nasdem tengah menjajaki Koalisi Perubahan bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Secara informal, koalisi itu sudah sepakat untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Inisiatifnya Bukan Perintah Jokowi

Surya Paloh menyatakan pertemuan Nasdem dengan Golkar dilakukan atas inisiatifnya sendiri.

“Ya sejuk kita, begitu. Bagaimana kita memprioritaskan kepentingan publik yang merindukan pemerintahan yang kuat, tapi tetap menjaga empati, nurani, publik yang terjaga,” paparnya.

Di sisi lain, ia tak ambil pusing soal wacana reshuffle yang bakal dilakukan hari ini. Menurutnya, perombakan Kabinet Indonesia Maju merupakan wewenang penuh Jokowi.

“Jadi kalau ada yang menyatakan reshuffle lah, ini lah, kita memang harus bisa pahami ini proses dalam pematangan, dan kematangan berpolitik di negeri ini,” imbuhnya.

Diketahui, wacana perombakan atau reshuffle kabinet mengemuka dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa pihak bahkan mengaitkan rencana tersebut dengan Rabu Pon yang jatuh pada hari ini.

Selain itu, reshuffle dikabarkan menyasar menteri-menteri dari Nasdem. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang kerap mendapatkan kritik dari elite PDI-P.

Lepas Anies atau Pamitan

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi usai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Istana Negara, Kamis (26/1/2023) lalu.

Pertama, setelah pertemuan itu mungkin saja Nasdem melepas Anies Baswedan yang sebelumnya telah dicalonkan sebagai bakal calon presiden yang hendak diusung di Pemilu Presiden 2024 mendatang.

"Karena pertemuan Pak Surya Paloh dengan Pak Jokowi pasti punya maksud," ujar Ujang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).

Kondisi ini, menurut dia, juga bisa dipengaruhi oleh tak tercapainya kesepakatan pembentukan Koalisi Perubahan antara Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kemungkinan kedua, imbuh dia, Surya Paloh tengah berupaya mencairkan suasana dengan Jokowi.

Diketahui, hubungan keduanya dikabarkan merenggang usai Nasdem resmi mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai capres. "Dalam hal ini ingin berbaikan sekaligus mohon izin pamit untuk bisa terus mendukung Anies Baswedan (sebagai capres)," kata Ujang.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis lalu.

Informasi tersebut dibenarkan oleh Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto. “Saya dengar begitu (ketemu Kamis sore).

Tapi isi pembicaraannya saya belum mendapatkan konfirmasi dari Ketum,” ujar Sugeng dihubungi Kompas.com, Jumat (27/1/2023).

Ia mengungkapkan pertemuan keduanya berlangsung lebih dari satu jam. Pihak istana pun membenarkan bahwa Presiden Jokowi bertemu dengan Surya Paloh di istana pada Kamis sore.

(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved