Pilpres 2024
Perjanjian Prabowo - Anies Baswedan Diungkap Jelang Pilpres 2024, Pengamat: Seperti Duri dalam Melon
Prabowo Subianto terjebak di antara perjanjian tertulis dengan Megawati Soekarnoputri dan Anies Baswedan.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Prabowo Subianto terjebak di antara perjanjian tertulis dengan Megawati Soekarnoputri dan Anies Baswedan.
Kini ramai diungkapkan perjanjian Prabowo - Anies saat mau maju Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebelumnya, Prabowo dan Megawati pernah bikin perjanjian Batutulis di tahun 2009.
"Perjanjian konteksnya berubah. Kan itu dasarnya. Tapi tentunya bagi Pak Prabowo, Anies itu jadi semacam duri dalam melon. Kira-kira begitu," ujar pengamat politik Rocky Gerung saat diwawancarai Hersubeno Arief dari FNN yang ditayang di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin 30 Januari 2023.
Lanjut mantan pengajar filsafat di Universitas Indonesia ini, tak disangka-sangka mungkin elektabilitas (tingkat keterpilihan) Anies sudah di atas Prabowo.
Kata Rocky, tentu di awal setting politiknya, Prabowo dianggap akan mebawa suara oposisi.
"Tentu orang beranggapan oke, Pak Prabowo dikasih kesempatan mengikuti pilpres berikut. Tapi kan Pak Prabowo masuk kabinet. Jadi itu juga membatalkan pacta sunt servanda (perjanjian yang dibuat berlaku mengikat)," ujarnya.
Lanjut dia, ini adalah perjanjian politik yang tentunya peralatan awal untuk memastikan perjanjian itu sudah berubah.
"Anies dideklarasikan oleh Partai Nasdem. Seharusnya biasa saja kan," katanya.
Fadli Zon Tahu
Perjanjian Prabowo - Anies menjelang Pilkada DKI Jakarta dipedang Fadli Zon. Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra itu yang menyusun draft perjanjian kemudian ditangani Prabowo, Sandiaga Uno dan Anies.
Demikian dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu saat bincang podcast dengan Akbar Faizal yang ditayang kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Sabtu 27 Januari 2023.
Sandi menceritakan perjalanan kariernya di politik. Kata Menparekraf, sebelumnya dia seorang pebisnis yang dipangging Prabowo menjadi juru bicara Gerindra sejak 2014.
Pada 2016, Prabowo meminta untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Tapi Sandi malahan meminta Anies. Pasangan Anies - Sandi akhirnya memenangkan Pilkada DKI pada 2017.
"Sewaktu mau maju Pilkada DKI, ada perjanjian antara pak Prabowo dan pak Anies. Yang menulis perjanjiannya pak Fadli Zon. Tanyakan kepada beliau, dia yang paling tahu isi perjanjian itu," ujar Sandi kepada Akbar di akhir podcast.
Sementara itu, Sandiaga tegas akan memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo dibanding mantan Gubernur DKI Jakarta dalam Pilpres 2024.
Meski memang, baik Prabowo dan Anies sama-sama memiliki peran penting bagi dia selama meniti kariernya di dunia politik.
Namun jika disuruh memilih, Sandiaga tanpa ragu menyatakan akan mendukung Prabowo.
Akbar Faizal (kiri) dan Sandiaga Uno saat podcast. Perjanjian Prabowo Subianto - Anies Baswedan menjelang Pilkada DKI Jakarta dipedang Fadli Zon. Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra itu yang menyusun draft perjanjian kemudian ditangani Prabowo, Sandiaga Uno dan Anies.
"Ya saya membela Pak Prabowo," jawab Sandi tegas.
Sandi lalu bercerita bahwa dirinya pernah berjuang bersama Anies dan Prabowo.
Ia melihat Prabowo begitu konsisten berjuang demi NKRI.
Karena pernah bekerja bersama kedua tokoh tersebut, Sandi mengatakan, dirinya jadi bisa membandingkan.
Sandi menegaskan, untuk menjawab pertanyaan Prabowo atau Anies, dirinya tidak perlu berpikir panjang.
"Saya mengenal sekali Pak Prabowo ini mungkin di antara politisi-politisi Indonesia, the most misunderstood person (orang yang paling disalahpahami)," papar Sandi.
Sandi menyampaikan, sosok Prabowo memang sulit dimengerti jika belum mengenal dan dekat dengan yang bersangkutan.
Tapi begitu mengenal, Prabowo adalah sosok yang baik.
Diskusi 3 Jam
Sebelumnya, Sandiaga sempat bertandang menemui Prabowo Subianto, di rumah jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023).
Perjumpaan tersebut berlangsung selama 3 jam di mana kedua menteri mendiskusikan berbagai hal.
Antara lain mengenai pemilihan presiden (Pilpres) 2024, dan rencana untuk memanggil internal partai.
Dalam keterangan tertulis seusai Workshop Peningkatan Komoditas Kreatif Unggulan Untuk Penciptaan Lapangan Kerja Baru di Desa Pesucen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (14/1/2023), Sandiaga memberikan keterangan.
Dia pun membeberkan hasil diskusi dengan Prabowo yang berlangsung hingga 3 jam.
Menurut Sandiaga, ia dan Prabowo sepakat untuk berkolaborasi bekerja demi negara.
Mereka juga mengevaluasi kiprah sebagai menteri untuk membantu Presiden RI Joko Widodo di Kabinet Indonesia Maju.
"Saya dijamu oleh Pak Prabowo, mungkin ini pertemuan terlama kami," kata Sandiaga dikutip Kompas.com, Minggu (15/1/2023).
"Kita sepakat, bahwa kita harus bersatu padu, bekerja bersama dengan pola-pola percepatan, rekonsiliasi, 3 jam diskusi itu juga sambil melihat selama 3 tahun kita bekerja di dalam pemerintahan."
Sandiaga dan Prabowo juga membahas mengenai isu ketidakharmonisan mereka yang diklaim berebut kursi Pilpres.
Bahkan, Sandiaga dikabarkan hengkang dari Partai Gerindra untuk menjadi capres pilihan PPP.
Menurut Sandiaga, isu keretakan tersebut muncul akibat jarangnya pertemuan mereka.
"Karena kita jarang bertemu, sibuk dengan kementerian satu sama lain," ujar Sandiaga.
Lewat pertemuan tersebut, Sandiaga membeberkan bahwa Prabowo memiliki rencana untuk memanggil elite partai.
"Beliau akan memanggil tokoh-tokoh partai mengenai apa yang saya kerjakan, Karena saya banyak sekali menerima undangan untuk berkunjung," kata Sandiaga.
Namun, Sandiaga enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut.
"Untuk urusan politik ini, tokoh partai yang memberikan statement. Saya tidak ingin saling berbalas melalui media. Karena seperti ini (bertemu Prabowo langsung) adab komunikasi yang baik."
Dikutip TribunWow dari Kompas, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono membocorkan satu dari beberapa topik yang dibahas Sandiaga dan Prabowo.
Antara lain adalah pemilihan presiden (pilpres) 2024, di mana Sandiaga menyatakan dukungannya terhadap Prabowo sebagai calon presiden (capres) 2024.
“Dalam pertemuan tersebut Bang Sandi menegaskan patuh, dan loyal kepada keputusan Rapimnas Gerindra,” ujar Budi pada Kompas.com, Kamis (12/1/2023).
“Serta mendukung pencalonan Pak Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2024,” ungkap dia.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.