Arti Kata

Mengenal Apa Itu Challenger 2, Tank Tempur Inggris yang Bakal Dikirim ke Ukraina untuk Lawan Rusia

Pemerintah Inggris menegaskan bahwa pihaknya masih mempertimbangkan untuk mengirim tank tempur utama Challenger 2 ke Ukraina di tengah perang Rusia.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
via military-today.com
Ilustrasi tank tempur utama Challenger 2 buatan Inggris. Inggris mempertimbangkan untuk mengirim Challenger 2 ke Ukraina di tengah perang Rusia, apa itu Challenger 2? 

Tank ini didasarkan pada lambung Challenger 2 yang dimodifikasi.
Secara keseluruhan Challenger 3 yang ditingkatkan lebih mematikan dan lebih terlindungi daripada Challenger 2.

Sebuah kontrak ditandatangani untuk menghasilkan 148 MBT baru ini untuk Angkatan Darat Inggris.
Kemampuan operasi awal diharapkan pada tahun 2027 dan kemampuan operasi penuh diharapkan pada tahun 2030.

Ini akan memungkinkan untuk memperpanjang masa pakai lambung Challenger 2 hingga tahun 2040 dan seterusnya.

Baca juga: Rusia Pasang Gigi Naga untuk Perlambat Kemajuan Militer Ukraina, Apa Itu Gigi Naga?

Inggris Bakal Kirim Tank Tempur Utama Challenger 2?

Dilansir TribunGorontalo.com dari politico pada Rabu (11/1/2022) atau hari ke-322 perang Rusia, Pemerintah Inggris tengah mempertimbangkan untuk memasok Ukraina dengan tank Challenger 2 buatan Inggris.

Hal itu telah dikonfirmasi para pejabat.

Juru Bicara Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan pada Selasa (10/1/2023) bahwa Inggris belum membuat keputusan akhir tentang penyediaan tank tempur modern itu.

Baca juga: Rusia Peringatkan NATO agar Tak Kirim Senjata AS Patriot ke Ukraina, Apa Itu Patriot?

Namun, Inggris juga tidak menyangkal bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan masalah tersebut.

Dia mengatakan pemerintah Ukraina telah "cukup jelas" dalam tuntutannya untuk bantuan militer dari sekutu Barat, "dan itu termasuk tank."

“Ketika datang ke peralatan lebih lanjut ke Ukraina, Anda akan tahu bahwa selama beberapa bulan, kami telah bekerja dengan mitra seputar penyediaan tank dan kendaraan lapis baja, artileri, pertahanan udara," kata juru bicara itu.

"Dan Perdana Menteri (Rishi Sunak) berbicara kepada Presiden (Ukraina) (Volodymyr) Zelensky minggu lalu tentang apa yang paling efektif dalam membantu Ukraina melanjutkan kemajuan mereka,” sambungnya.

"Sampai keputusan dibuat tentang hal-hal semacam ini, kami tidak mengomentari spekulasi seputar peralatan apa yang mungkin dikirim atau tidak," tambahnya.

Baca juga: Apa Itu Rudal? Misil yang Dipakai Rusia untuk Hujani Ukraina hingga Akibatkan Krisis Energi

Adapun jika Inggris mengirim tank ke Ukraina, itu akan menjadi negara Barat pertama yang menyediakan lapis baja berat jenis ini ke Kyiv di tengah perang Rusia.

Langkah seperti itu akan menambah tekanan pada Jerman untuk mengotorisasi sekutu dengan tank Leopard 2 buatan Jerman untuk mengirimlan beberapa dari mereka ke Ukraina.

Yang mana tekanan itu muncul menjelang pertemuan menteri pertahanan Barat pada 20 Januari 2023 mendatang untuk mengoordinasikan dukungan militer ke Ukraina yang dilanda invasi Rusia itu.

Berlin sejauh ini menolak langkah tersebut, khawatir hal itu dapat menyebabkan eskalasi dan dilihat oleh Kremlin sebagai langkah yang terlalu jauh bagi NATO dalam perang antara Rusia vs Ukraina.

Baca juga: PBB Pastikan Tak Ada Aktivitas Nuklir Ukraina di Tengah Perang Rusia, Apa Itu Nuklir?

Negara-negara Eropa tengah dan timur seperti Polandia dan Republik Ceko telah mengirim tank T-72 era Soviet ke Ukraina.

Tetapi pemerintah Ukraina menggunakan lapis baja berat modern untuk melengkapi operasi infanteri dan artileri dalam upaya untuk mendapatkan kembali wilayahnya yang diduduki Rusia.

Ukraina sedang mencari tank tempur utama dan peningkatan jumlah pengangkut personel lapis baja untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia, kata pejabat Barat yang sama yang dikutip di atas.

Sebagai informasi, sejumlah tank Challenger 2 sedang beroperasi di Estonia, dan dikerahkan sebagai bagian dari Enhanced Forward Presence NATO di kawasan Baltik.

Beberapa juga telah dikerahkan di Bosnia dan Herzegovina, Kosovo dan Irak.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved