Arti Kata

Mengenal Apa Itu High Power Distance, Faktor yang Bikin Bripka RR Tak Bongkar Niat Ferdy Sambo

Ahli psikologi forensik menilai konteks High Power Distance jadi faktor Bripka RR tak berani ungkap niatan Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube KOMPASTV
Terdakwa Ricky Rizal Wibowo atau Bripka RR dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (2/1/2023). Dalam sidang tersebut, ahli psikologi menyebut hubungan Bripka RR dan Ferdy Sambo termasuk dalam konteks High Power Distance, apa itu? 

TRIBUNGORONTALO.COM - Ahli psikologi menjelaskan faktor yang membuat Ricky Rizal Wibowo (Bripka RR) tak berani mengungkap perintah tembak eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo pada Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap Bripka RR dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo itu ialah high power distance.

Apa Itu High Power Distance?

Dilansir TribunGorontalo.com dari undip.ac.id, high power distance termasuk dalam golongan jarak kekuasaan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Meeting of Minds yang Bisa Bikin Kuat Maruf Bebas Kasus Pembunuhan Brigadir J

Jarak kekuasaan dapat dibagi ke dalam dua golongan antar lain high power distance dan low power distance.

High power distance adalah kondisi dimana kekuasaan sebagai dasar.

Sedangkan low power distance cenderung untuk melihat persamaan di antara orang dan lebih fokus kepada status yang dicapai daripada yang disandang oleh seseorang.

Dilansir TribunGorontalo.com dari James Madison University, power disatance atau jarak kekuasaan adalah cara orang-orang dalam masyarakat berhubungan satu sama lain dalam skala hierarkis.

Baca juga: Apa Itu MMPI, Tes yang Dijalani Bharada E hingga Ketahuan Alami Kendala Psikologis Hipomania

Sebuah budaya yang memberikan penghormatan besar kepada orang yang berwenang ialah budaya high power distance.

Sementara itu, budaya yang menghargai kesetaraan perlakuan terhadap semua orang adalah budaya low power distance.

Dalam budaya high power distance, ketidaksetaraan adalah dilihat sebagai dasar tatanan masyarakat.

Di sisi lain, low power distance budaya, melihat ketidaksetaraan kadang-kadang diperlukan, tetapi semakin banyak hubungan dapat disamakan, semakin baik untuk semua orang.

Baca juga: Memahami Apa Itu Avoidance Conflict, Situasi Psikologis Bharada E yang Bikin Masalah Tak Selesai

Penilaian Ahli ke Bripka RR

Terdakwa Ricky Rizal Wibowo atau Bripka RR (kiri) dan Ahli Psikologi Forensik UI Nathanael Johanes (kanan) dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (2/1/2023).
Terdakwa Ricky Rizal Wibowo atau Bripka RR (kiri) dan Ahli Psikologi Forensik UI Nathanael Johanes (kanan) dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (2/1/2023). (Kolase YouTube KOMPASTV)

Ahli Psikologi Forensik UI Nathanael Johanes menyebut bahwa relasi antara Bripka RR dengan sang atasan, Ferdy Sambo, sangat jelas masuk dalam kategori high power distance.

Hal itu disampaikan Nathanael saat menghadiri sidang perkara pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Senin (2/1/2023).

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved