Ingat! Fogging Bukan Solusi Berantas DBD, Begini Kata Dinkes Gorontalo

Menurut dia, jika hanya mengandalkan fogging, telur dan jentik nyamuk yang tidak mati akan berkembang menjadi nyamuk.

TribunGorontalo.com
Ilustrasi DBD. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gorontalo, Andi K Naue menyebut fogging bukanlah solusi utama berantas Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Solusi utama dalam penanggulangan DBD bukan fogging karena fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa dan bukan telur dan jentik nyamuk,” katanya melalui laporan resmi, Rabu (4/1/2023). 

Menurut dia, jika hanya mengandalkan fogging, telur dan jentik nyamuk yang tidak mati akan berkembang menjadi nyamuk.

“Dikhawatirkan nyamuk akan resisten dan ini akan menjadi masalah baru,” tegas Andi.

Fogging lanjut Andi, hanya dapat dilakukan dalam radius 200 meter, sebanyak 2 kali dengan jeda waktu 1 minggu.

Tujuannya adalah memberantas nyamuk dewasa yang baru melewati masa pertumbuhan.

Fogging tidak dianjurkan karena selain memicu resistensi vektor, yaitu nyamuk yang menularkan penyakit akibat dari pengasapan.

“Fogging yang terlalu fokus juga dianggap dapat mencemari lingkungan, dan berisiko menyebabkan keracunan insektisida pada penduduk sekitar.” tuturnya.

Karena itu, untuk upaya pencegahan DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo telah berkoordinasi dengan dengan Camat, Lurah dan lintas sektor terkait untuk memperkuat upaya promotif dan preventif.

Baru-baru ini di Kelurahan Hunggaluwa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, ditemukan 8 kasus DBD.

“Saat ini pasien DBD telah ditangani dan dirawat di Rumah Sakit dan Alhamdulillah tidak ada yang meninggal dunia. Kami berharap penanganan DBD maupun Kejadian Luar Biasa (KLB) atau gangguan kesehatan pada masyarakat dapat dilakukan bersama-sama.” pungkas Andi. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved