Piala Dunia 2022
Belanda Hadapi Ekuador di Grup A Piala Dunia 2022: Jalan Terjal Menuju Puncak Klasemen
Tatkala Belanda mencapai final di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, dunia bola merasa yakin, bahwa inilah saat bagi The Orange.
Sampai menit ke-86, skor masih tetap imbang 0-0. Namun Andres Iniesta, jenderal lapangan tengah El Barca, memupus impian tim asuhan Bert van Marwijk.
La Furia Roja lah yang meraih tropi bergengsi itu. Koran-koran di Belanda memasang headline: Derde Trauma (trauma ketiga).
Di Piala Dunia 2014, van Gaal mendapat kritik pedas dari Johan Cruyff karena van Gaal dianggap mengkhianati filosofi bola Belanda dengan meninggalkan total football.
Van Gaal menggantinya dengan Power Football, sehingga di mata Cruyff permainan Belanda tak berbeda dengan tipe permainan Jerman.
Sang takdir kemudian mempertemukan kembali Spanyol dan Belanda di Piala Dunia 2014, bukan di final, namun di fase grup. Belanda menggerus Spanyol 5-1.
Salah satu media terbesar Belanda Algemeen Dagblad saat itu menjuluki Van Gaal sebagai Van Genius, karena taktik jitunya mengganti kiper Jasper Cillessen dengan Tim Krull untuk mematahkan penalti Kosta Rika.
Sayang sekali, tim asuhan van Gaal itu hanya sampai babak semifinal.
Kini, di Piala Dunia 2022, van Gaal kembali menangani skuad Oranye. Ia optimis bahwa Belanda cukup bagus untuk memenangkan Piala.
“Tim saya sekarang lebih berkualitas dibanding skuad 2014,” ujar van Gaal. Tim negeri kincir angin itu tampil tidak mengesankan tatkala mengatasi Senegal; filosofi total football tidak tampak di lapangan.
Lawan mereka di fase grup adalah Ekuador yang memiliki pemain bintang dalam diri Enner Valencia. Ia dua kali menjebol gawang tuan rumah Qatar dalam laga awal usai upacara pembukaan.
“Kemenangan itu baru permulaan bagi kami. Kami perlu menunjukkan bahwa kami mampu melakukannya lagi di pertandingan mendatang melawan Belanda dan Senegal,” kata Gustavo Alfaro, pelatih Ekuador.
Tim berjuluk El Tri itu menempuh “jalan panjang” untuk bisa masuk Piala Dunia 2022. Kedua tim akan berlaga nanti malam untuk memperebutkan posisi puncak klasemen grup A. Jalan menuju ke sana sungguh terjal.
Khalifa International Stadium adalah tempat pertempuran kedua tim akan menjadi saksi apakah total football masih menjadi filosofi Tim Oranye?
Apakah Los Amarillos dapat mengulang kehebatan Arab Saudi dan Jepang yang mempermalukan Argentina dan Jerman, dengan mengalahkan Belanda?
(*)