Universitas Brawijaya Malang Bawa Tiga Program ke Desa Pinogu

Tiga program ini dibawa melalui program Matching Fund, program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek)

TribunGorontalo.com/Jill
Tim Matching Fund Universitas Brawijaya Malang foto bersama Pemerintah Kabupaten Bone Bolango di Kantor Bappeda Kabupaten Bone Bolango, Senin (21/11/2022). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Tim Universitas Brawijaya, Kota Malang membawa tiga program pemberdayaan ke Desa Pinogu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. 

Tiga program ini dibawa melalui program Matching Fund, program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri/desa. 

Wafa Nida, Koordinator Lapangan Tim Matching Fund kepada TribunGorontalo.com, Senin (21/11/2022) mengaku, mereka membawakan tiga program, yakni inisiasi rumah potong hewan, sentra abon sapi organik dan biogas.

"Untuk program lainnya, kami memberi pelatihan khususnya ibu-ibu di sana," kata Wafa Nida.

Lulusan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya ini menjelaskan, mereka juga melatih warga Desa Pinogu cara pembuatan dodol nanas dan jahe instan.

Menurut Wafa, timnya diberi waktu 60 hari untuk menyelesaikan tugasnya di Desa Pinogu.

Selama 45 hari mereka melaksanakan program, sementara 15 hari digunakan untuk berdiskusi mengenai kelanjutan program yang sudah diselesaikan.

Tim yang terdiri dari sembilan orang ini pun berdiskusi dengan pemerintah Kabupaten Bone Bolango dan dinas-dinas terkait.

 "Karena harapan kami program ini tidak hanya  sampai ketika kami pulang," ujar Wafa.

"Tetapi adanya kelanjutan dari pemerintah yang mungkin nanti bisa berlanjut di program-program lain," imbuh dia.

Sejauh ini, lanjut Wafa, tiga program mereka sudah selesai 95 persen, sisanya tinggal pemberkasan.

"Jadi kami akan mengurus pertanggungjawaban kami selama di sana, dari awal hingga akhir," jelas dia.

Demi keberlanjutan, mereka telah membentuk satu kelompok usaha. Kelompok ini bertujuan untuk melanjutkan program dari tim Matching Fund.

Wafa mengungkapkan pihaknya berhasil mengumpulkan sekitar 34 warga Pinogu.

"Kami berharap tiga program ini menjadi introduksi atau awalan. Dengan adanya program kami, Pinogu bisa lebih maju," pungkas Wafa.

Asisten III, Marni Nisabu mengapresiasi program Universitas Brawijaya.

Marni menilai Matching Fund ini sudah menjadi program bersama antara dunia usaha dan industri.

Melalui program ini, Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Bone Bolango bisa  berkembang.

Dia memandang program yang dijalankan Universitas Brawijaya sangat relevan dengan program HP-MU (Hamim Pou-Merlan Uloli).

"Pak bupati itu punya program HP-MU. Itu berasal dari slogan Hidupkan Petani, Majukan UMKM," tandas Marni dalam sambutannya.

"Kita bisa akan melihat masyarakat yang dahulu terpencil, mereka lebih banyak  inovasi-inovasi yang dibuat atas seluruh sentuhan adik-adik mahasiswa," ucapnya. 

Pantauan TribunGorontalo.com, Seminar Akhir Tim Matching Fund turut dihadiri Organisasi Perangkat Daerah (OPD) beserta tim dari Universitas Brawijaya Malang. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved