Kisah Wahyu Tora, 10 Tahun Merantau Jual Kue Putu Demi Sekolahkan 4 Anak di Kampung
Setiap pukul 14.00 WITA, Wahyu Tora (49) mulai mengayuh sepedanya berkeliling menjajakan kue putu di Gorontalo.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Wahyu Tora (49), perantau asal Brebes Jawa Tengah ini setiap hari mengayuh sepedanya berkeliling menjajakan kue putu di Gorontalo.
Wahyu Tora mengaku menempuh jarak puluhan kilo meter untuk menjual makanan khas jawa berbahan dasar tepung beras itu.
Wahyu berjualan mulai pukul 14.00 WITA hingga 22.00 WITA demi menghidupi keluarganya di kampung.
Ayah dari empat orang anak tersebut mengungkapkan sudah berjualan kue putu di Gorontalo sejak tahun 2012.
Dia mengatakan, sebelum merantau ke Gorontalo, dirinya bekerja sebagai petani di Brebes. Namun, baginya itu belum cukup untuk kebutuhannya.
"Karena kebutuhan, saya ke Gorontalo dan menjual ke putu ini," tutur Wahyu.
Setelah bekerja sebagai penjual kue putu, Wahyu dapat menyekolahkan ke empat anaknya dan menyisihkan penghasilan untuk dirinya dan keluarganya.
Dalam sehari, Wahyu memerlukan modal 200 ribu untuk menyediakan bahan-bahan.
Kudapan ini dipadukan gula aren serta parutan kelapa.
"Kalau untuk kukusnya tidak begitu lama , kurang lebih 2 menit untuk lelehkan gula arenya, sedangkan untuk tepung beras hijau yang telah di kukus," kata Wahyu.
"Kalau saya, modalnya 200 ribu itu udah semua, tinggal siap jual," lanjutnya.
Kue putu di bawa berkeliling Kota Gorontalo.
Penjual kue putu pun mudah dikenali masyarakat lewat bunyi khas dari uap panas di keluarkan dari pipa kecil.
Dalam sehari dia dapat menjual kue putu sebanyak 500 buah.
Tiap satu bambu, Wahyu menjualanya seharga Rp 1.000.