Arti Kata

Tanggapi Pesulap Merah dan Bantah Pakai Trik, Eyang Ratih Bertirakat saat Ritual, Apa Itu Tirakat?

Tanggapi polemik Marcel Radhival (Pesulap Merah) soal perdukunan, Eyang Ratih mengaku tak menggunakan trik tapi melakukan tirakat, apa itu Tirakat?

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Kolase YouTube STARPRO Indonesia | Instagram @marcelradhival1
Ahli Spiritual dan Supranatural Eyang Ratih (Kiri) memberikan tanggapannya terkait hebohnya aksi pembongkaran trik oknum dukun palsu yang membuat nama Marcel Radhival alias Pesulap Merah (Kanan) menjadi sorotan. Eyang Ratih mengaku tak menggunakan trik melainkan menjalankan prosesi tirakat sebagai ritual perdukunannya, apa itu Tirakat? 

TRIBUNGORONTALO.COM - Ahli Spiritual dan Supranatural Eyang Ratih turut menanggapi polemik aksi pembongkaran trik oknum dukun oleh Marcel Radhival alias Pesulap Merah.

Eyang Ratih mengakui bahwa ia termasuk dukun namun tak memakai trik seperti halnya yang dikatakan Pesulap Merah bahwa kebanyakan dukun menggunakan tipu muslihat kepada pasiennya.

Sebagai praktisi kejawen, Eyang Ratih menyebutkan bahwa ia melakukan puasa, Tirakat, hingga merapalkan mantra untuk ritualnya.

Apa Itu Tirakat?

Dilansir TribunGorontalo.com dari Wikipedia, dalam kamus bahasa Indonesia, Tirakat adalah menahan hawa nafsu dengan cara seperti berpuasa atau berpantang.

Baca juga: Apa Itu Ilmu Reiki? Pengobatan Alternatif dari Jepang yang Disebut Gagal Dipelajari Pesulap Merah

Dalam hal supranatural, tujuan Tirakat adalah mengasah.

Apabila diibaratkan, doa, mantra atau amalan merupakan sebuah pisau yang jika diasah setiap hari akan menjadi tajam saat digunakan.

Manfaat melakukan Tirakat antara lain mendapatkan ketenangan hidup, memohon kepada Tuhan untuk diberikan kemudahan dalam mencapai tujuan tertentu dan tingkatan hidup yang lebih baik.

Tirakat bisa juga dilakukan pada waktu khusus seperti saat orang menghadapi suatu tugas berat, mengalami krisis dalam keluarga, jabatan, atau dalam hubungan dengan orang lain.

Baca juga: Apa Itu Verstek? Putusan yang Diyakini Deolipa Yumara Jadi Tiket untuk Jadi Pengacara Bharada E Lagi

Selain itu, Tirakat dapat dilakukan sewaktu suatu masyarakat atau negara berada dalam suatu masa bahaya, terkena bencana alam, epidemi, dan sebagianya.

Pada situasi tersebut, melaksanakan Tirakat dapat dianggap sebagai tanda rasa prihatin yang dianggap perlu oleh orang Jawa jika seseorang terancam bahaya.

Jenis Tirakat

1. Bertapa (Tapabrata)

Para penganut kejawen menilai Tapabrata sebagai suatu hal yang sangat penting.

Baca juga: Apa Itu Jimat? Pesulap Merah Klaim Dijual Dukun dengan Cara Salah Gunakan Seni Debus

Dalam kesusateraan kuno, konsep tapa dan tapabrata didasarkan pada konsep Hindu, yakni tapas yang berasal dari buku-buku Weda.

Para pertapa dianggap sebagai orang keramat dan mampu menjalankan kehidupan yang ketat dengan disiplin tinggi, menahan hawa nafsu, dan bisa meraih tujuan-tujuan penting.

2. Meditasi atau Semedi

Meditasi dan tapa sebenarnya sama, keduanya hanya dibedakan pada intensitas menjalankannya saja.

Baca juga: Tangkap Banyak Pasukan Militer Rusia, Ukraina Bingung Cari Tempat untuk Tahan PoW, Apa Itu PoW?

Terdapat beragam teknik dan latihan meditasi mulai dari yang sangat sederhana, seperti memusatkan perhatian pada jatuhnya titik-titik hujan di tanah, hingaan yang sulit seperti menatap cahaya yang terang benderang dari dalam sebuah gua yang gelap ditepi pantai sambil berdiri selama 12 jam.

Tujuan bermeditasi antara lain untuk memperoleh kekuatan iman, kemahiran dalam berkreasi, dan wahyu.

Tetapi banyak orang juga melakukan meditasi untuk memperoleh kesaktian (kasekten) di samping untuk menyatukan diri dengan sang Pencipta.

Diberitakan sebelumnya, Eyang Ratih menengaskan bahwa dirinya tak menggunakan trik tipuan melainkan menjalankan tirakat dalam ritual perdukunannya.

Baca juga: Ngaku Bisa Ilmu Kebal Senjata, Pesulap Merah Bongkar Penyalahgunaan Debus, Apa Itu Debus?

"Eyang juga dukun dan eyang seorang praktisi kejawen. Eyang tidak pernah pakai sulap atau trik," ujar Eyang Ratih di Jakarta, seperti dilansir TribunGorontalo.com dari video di kanal YouTube STARPRO Indonesia yang tayang, Minggu (18/9/2022).

Eyang Ratih menuturkan bahwa ia melakukan puasa, tapa brata, hingga merapalkan mantranya saat mempraktikkan keahlian spiritualnya.

"Eyang pakainya puasa, tirakat, dan mantra," ungkap Eyang Ratih.

Lebih lanjut Eyang Ratih menyatakan bahwa bisnis perdukunannya tetap berjalan lancar dan tidak terpengaruh dengan munculnya Pesulap Merah sang pawang dukun.

Baca juga: Apa Itu Mangkuk Ayam Jago? Tampil Jadi Google Doodle Hari Ini, Ketahui Filosofi dan Sejarahnya

"Eyang ada Pesulap Merah, enggak ada Pesulap Merah, tetap kedatangan pasien kok, bahkan pasienku dari luar negeri dari mana-mana," terang Eyang Ratih.

Lebih lanjut Eyang Ratih berpesan kepada para dukun lainnya agar tak merasa takut dengan aksi pembongkaran dari Pesulap Merah.

"Untuk para dukun, kawan-kawanku semuanya, ini Eyangmu, sesepuhmu berbicara, enggak usah angkat tangan untuk membela diri, biarkan mereka berjalan sesuai dengan karakter masing-masing," jelas Eyang Ratih.

"Kalau Anda-anda tidak bermasalah, kenapa mesti takut? Enggak usah takut. Kita ini ada kode etik perdukunan," sambungnya.

(Tribungorontalo.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved