Wacana Kenaikan Harga BBM Bikin Ojol Gorontalo Ketakutan: Kasian Keluarga di Rumah
Sebagai penikmat BBM subsidi, para driver ojol ini ketakutan jika kenaikan harga akan menambah biaya operasional sehari-hari.
Tiga ormawa tampak memaksa masuk ke dalam SPBU. Polisi Gorontalo tak mau diam. Mereka memasang barikade, menahan langkah ratusan mahasiswa tersebut.
Aksi saling dorong tidak terhindarkan. Antara mahasiswa dan polisi, saling tahan posisi.
Meski kalah jumlah, Polisi Gorontalo berupaya tak jebol. Jika terjadi, SPBU bisa dikuasai mahasiswa.
“Bisa tabakar (terbakar) ini SPBU kalo mahasiswa maso (masuk),” celetuk masyarakat yang menyaksikan aksi demonstrasi tersebut.
Nandito Hasan, Koordinator Aksi HMI Gorontalo menjelaskan, upaya masuk ke dalam SPBU tidak untuk maksud yang buruk.
“Kami hanya ingin duduk-duduk saja di SPBU,” tegas dia.
Sebetulnya kata Nando, pihaknya berharap aksi hari ini dapat mengubah kebijakan pemerintah terhadap kenaikan harga BBM subsidi.
Sebab, kenaikan harga BBM adalah kebijakan yang mencekik masyarakat. Terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi.
“Ekonomi kita lagi buruk. Baru saja covid-19, tapi pemerintah main menaikan harga BBM. Cuma satu kata, Tolak!” teriak seorang koordinator aksi, Nando Hasan.
Meski hujan turun, ban bekas tetap menyala. Semangat mahasiswa pun demikian.
Sementara polisi, kewalahan menahan puluhan mahasiswa yang mendorong masuk ke wilayah SPBU.
Bendera merah LMND dan hijau HMI, tampak berkibar di depan barikade.
Seorang mahasiswa, Elfan Yusuf, kepada TribunGorontalo.com mengaku, tegas menolak wacana kenaikan BBM subsidi.
Kata dia, kebijakan untuk menaikan harga BBM akan sangat menyengsarakan masyarakat.
“Maka kita sebagai mahasiswa, tidak akan diam.” tegas dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/01092022_ojol-ikut-demo.jpg)