Demo HMI Gorontalo
Erwinsyah Ismail Dukung Perjuangan HMI Gorontalo Tolak Kenaikan Harga BBM
Perjuangan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) itu kata politisi Demokrat itu, adalah perjuangan untuk rakyat.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Erwinsyah Ismail, Anggota DPRD Gorontalo ikut mendukung perjuangan HMI Gorontalo Gorontalo.
Perjuangan menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) itu kata politisi Demokrat itu, adalah perjuangan untuk rakyat.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Gorontalo bahkan ikut menandatangani Pakta Integritas penolakan kenaikan harga BBM.
Bersama massa aksi, Erwin deklarasikan penolakannya terkait kenaikan Tarif dasar listrik dan BBM di Provinsi Gorontalo.
Erwin Ismail, sekitar 81 menit diskusi bersama HMI Gorontalo Cabang Gorontalo.
“Pakta Integritas sudah ditandatangani, pastinya besok pagi kami akan menyurat resmi kepada pihak eksekutif sebagai lembaga di daerah atas nama DPRD Provinsi di Gorontalo,” ungkap Erwin.
Ia pun meminta HMI Gorontalo Gorontalo konsisten di jalur perjuangan, terutama mengawal aspirasi masyarakat.
"Saya pastikan, saya ada di dalam perjuangan adik-adik mahasiswa," tutur pria pencinta olahraga tersebut.
Sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI Gorontalo) turun gunung menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik, Rabu (31/8/2022).
Aksi demonstrasi HMI Gorontalo diawali di depan kampus berjuluk “Kampus Merah Maron” tersebut. Para orator bergantian berpidato.
HMI Gorontalo memulai aksi sejak pukul 10.00 Wita. Orator tampak berpidato dari atas mobil pick up dengan tiga pengeras suara ukuran besar.
"Ayok kawan-kawan HMI Gorontalo kita suarakan hak dan kepentingan rakyat, supaya tidak ada kenaikan BBM,” ajak Adrian Latif koordinator lapangan HMI Gorontalo UNG.
Usai berpidato di depan kampus UNG, massa lantas berkonvoi menuju Puncak Botu, sebuah puncak pegunungan di Talumolo Kota Gorontalo. Di pegunungan ini, kantor DPRD Provinsi Gorontalo dan Kantor Gubernur Gorontalo, dibangun.
Tiga tuntutan yang dibawa puluhan HMI Gorontalo UNG ini di antaranya:
1.Tolak Harga BBM.
2.Tolak Kenaikan Tarif Dasar Listrik.
3. Berantas Mafia Migas.
Menurut Adrian Latif, tiga tuntutan itu untuk membebaskan masyarakat dari kesulitan hidup.
Kenaikan BBM dan tarif listrik akan menyulitkan masyarakat, terutama pada sejumlah bahan pokok yang juga akan naik.
Namun di sisi lain, kenaikan harga BBM menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani harus dilakukan karena membebani APBN.
Menurut dia, negara harus mengeluarkan Rp698 triliun untuk subsidi BBM.
Kata dia, angka itu membengkak dari sebelumnya Rp502 triliun.
“Nambah lagi bisa mencapai Rp 698 triliun," imbuh Sri Mulyani.
Sementara itu, Menurut Wakil Presiden, Ma’aruf Amin, kenaikan harga BBM ini tidak bisa dihindari.
Pihaknya kata dia, mengkhawatirkan gejolak harga minyak dunia terhadap besaran subsidi BBM di APBN.
“Kalau ada kenaikan harga minyak dunia lagi bisa berdampak (kepada APBN)," katanya usai menghadiri hadiri Haul Ulama Indonesia ke-23 tahun Almarhum Habib Umar Bin Hood Alatas di Depok, Jawa Barat, Sabtu, 20 Agustus 2022. (*)