Isu Harga Pertalite Naik Jadi Rp 10 Ribu per Liter, Adnan Entengo Minta Pemerintah Pikir Efek Domino
Adnan Entengo menuturkan, pihaknya meminta pemerintah pusat dapat mempertimbangkan kebijakan atas kenaikan BBM Pertalite
TRIBUNGORONTALO.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo, Adnan Entengo menanggapi isu Pemerintah Pusat, menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite, sebagai respon tingginya harga minyak mentah dunia.
Adnan Entengo menuturkan, sebagai Wakil Rakyat Gorontalo, pihaknya meminta pemerintah pusat dapat mempertimbangkan kebijakan atas kenaikan BBM subsidi terutama jenis pertalite.
Jika BBM dinaikkan, kata Adnan Entengo, efeknya Domino atau akan menjalar ke hal lainnya. Seperti, inflasi akan naik lagi termasuk harga-harga barang bahan pokok.
"Beberapa pekan terakhir ini perekonomian masyarakat susah putarannya, terlebih karena adanya pandemi covid 19, belum lagi jika terjadi kenaikan harga BBM" tutur Adnan.
"Semoga pemerintah dapat menunda wacana tersebut," imbuhnya.

Baca juga: Berlaku Agustus di Gorontalo, PKS: MyPertamina Menyulitkan Masyarakat Beli Pertalite-Solar
Penyataan Adnan menyusul wacana pemerintah akan menaikkan BBM non subsidi dari Rp7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu.
Terakhir Jokowi mengumumkan kenaikan BBM subsidi, di awal masa periode pertamanya tahun 2014.
Saat itu pertalite belum kena subsidi, dan jenis premium masih ada di SPBU.
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium naik 31 persen menjadi Rp8.500 per liter dan solar naik 36 persen menjadi Rp7.500 per liter.
Sedangkan, harga minyak tanah tetap Rp2.500 per liter Senin 17 November 2014 dan berlaku sejak 18 November 2014, jam 00.00 WIB.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyatakan harga bahan bakar minyak non-subsidi jenis Pertamax naik Rp 3.500 per liter dari Rp 9.000 kini menjadi Rp 12.500 mulai 1 April 2022 pukul 00.00 waktu setempat.
Menurut Wakil Presiden, Ma’aruf Amin, kenaikan harga BBM ini tidak bisa dihindari.
Pihaknya kata dia, mengkhawatirkan gejolak harga minyak dunia terhadap besaran subsidi BBM di APBN.
Diketahui, pemerintah saat ini harus merogoh APBN lebih dari Rp500 triliun hanya untuk mensubsidi bensin dan Pertalite.
“Kalau ada kenaikan harga minyak dunia lagi bisa berdampak (kepada APBN)," katanya usai menghadiri hadiri Haul Ulama Indonesia ke-23 tahun Almarhum Habib Umar Bin Hood Alatas di Depok, Jawa Barat, Sabtu, 20 Agustus 2022.