Pilpres AS 2024

Survei Tanding Ulang Trump vs Biden di Pilpres AS 2024: Ini Tanggapan Elon Musk

Presiden AS petahana Joe Biden pun yakin dapat mengalahkan lagi Trump dalam tanding ulang itu.

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Rivalnya, Presiden AS petahana Joe Biden pun yakin dapat mengalahkan lagi Trump dalam tanding ulang itu. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Washington - Donald Trump kukuh maju lagi Pilpres Amerika Serikat (AS) pada 2024. Rivalnya, Presiden AS petahana Joe Biden pun yakin dapat mengalahkan lagi Trump dalam tanding ulang itu.

Sebuah jajak pendapat di AS pada awal 2022 menyebutkan Trump tidak lagi didukung mayoritas republikan. Mereka pesimis ayah Ivanka Trump itu bisa menang lawan Biden.

Bahkan, gegara kenekatan Trump ingin maju Pilres AS lagi, mantan Presiden AS itu terlibat saling balas cuitan dengan CEO Tesla Inc Elon Musk.

Elon menyarankan Trump 'pensiun' dari pencapresan. Sebaliknya Trump balik menyerang pengusaha pendukung Partai Republik itu.

Musk berpendapat Trump terlalu tua untuk Presiden AS berikutnya. Elon mengaku tidak memusuhi Trump, tapi sudah saatnya ayah Ivanka Trump itu pensiun dari politik AS.

Musk condong mendukung Gubernur Florida Ron DeSantis untuk Pilpres 2024. DeSantis berpeluang besar mengalahkan Biden.

Peluang mantan Presiden AS untuk menang di pilpres nampaknya kecil. Survei John Bolton Super PAC mencatat bahwa mayoritas Partai Republik lebih memilih capres wajah baru.

Survei yang dirilis pada 19 Januri 2022, mantan penasihat Trump, John Bolton, memperoleh 56 persen pemilih utama Partai Republik.

Mereka ingin kandidat Partai Republik baru untuk mengalahkan Presiden Biden.

Sementara 50 persen dari semua responden mengatakan bahwa mereka memiliki pandangan yang tidak baik tentang Biden, dan 53 persen mengatakan mereka memiliki pandangan yang tidak baik tentang Trump.

Survei dimaksudkan menjawab hipotesis jika terjadi tanding ulang antara Biden dan Trump pada 2024. Hasilnya Biden menang tipis dengan selisih 45 persen.

Biden sedikit diunggulkan atas Trump dengan selisih 45 persen menjadi 44 persen, dengan 11 persen ragu-ragu.

Di antara pemilih 2024 yang ragu-ragu, 64 persen memiliki pandangan yang tidak menguntungkan tentang Trump dan 57 persen memiliki pandangan yang tidak menguntungkan tentang Biden.

“Garis tren di seluruh jajak pendapat kami adalah definitive - dukungan untuk Trump menurun di dalam Partai Republik,” kata Bolton seperti dikutip dari AFP.

Sementara DeSantis , didukung oleh 19 persen responden dan sejauh ini merupakan calon penantang Partai Republik yang paling populer.

Pada bulan September, jajak pendapat menunjukkan DeSantis dan Trump hampir imbang, dengan mantan presiden memimpin dengan 26 persen menjadi 25 persen.

Biden Ingin Lawan Trump Lagi

Biden pada Kamis (24/3/2022) menyatakan keinginannya untuk bertarung lagi melawan Donald Trump di pemilihan presiden atau pilpres AS 2024.

"(Di) pemilihan berikutnya, saya akan sangat beruntung jika ada orang yang sama yang melawan saya," kata Biden kepada wartawan saat menghadiri KTT NATO dan G7 di Brussels, dikutip dari kompas.com.

Biden jarang berbicara tentang prospeknya untuk masa jabatan kedua dan ada spekulasi bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi. Biden akan berusia 81 tahun saat pilpres AS 2024 berlangsung, dan berumur 86 tahun pada akhir masa kepresidenannya jika terpilih kembali.

Namun, ketika ditanya dalam konferensi pers tentang prospek bahwa seseorang seperti Trump dapat menggantikannya dua tahun lagi, Biden mengindikasikan bahwa inilah skenario yang memotivasi dia untuk tetap menjabat.

Trump, yang kalah pada pilpres AS 2020 setelah hanya satu masa jabatan, terus menyuarakan bahwa dia ingin kembali ke Gedung Putih.

Biden lalu mengungkit kerusuhan 6 Januari 2021 oleh para pendukung Trump yang menyerbu Kongres, setelah presiden yang kalah tersebut mengatakan kepada mereka bahwa pilpres AS dicuri darinya. "Saya tidak akan lari lagi," kata Biden.

Tetapi setelah pernyataan Trump, "Saya memutuskan saya tidak akan diam lagi." Biden meraih angka buruk dalam jajak pendapat karena inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan janjinya untuk menyembuhkan polarisasi politik yang parah di AS gagal.

Partai Demokratnya menghadapi perjuangan berat untuk mempertahankan kendali Kongres dalam pemilihan paruh waktu pada November 2022. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved