Utusan Gorontalo Langganan Jadi Komandan Kelompok Paskibraka Nasional

Dalam setidaknya lima tahun terakhir, posisi jadi komandan kelompok pasukan delapan itu terus diserahkan kepada Gorontalo. 

Penulis: Husnul Puhi |
ROSYID AZHAR/MFG
DOKUMENTASI -- Dalam setidaknya lima tahun terakhir, posisi jadi komandan kelompok pasukan delapan itu terus diserahkan kepada Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Siswa utusan Provinsi Gorontalo langganan menjadi komandan kelompok pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Nasional.

Dalam setidaknya lima tahun terakhir, posisi jadi komandan kelompok pasukan delapan itu terus diserahkan kepada Gorontalo. 

Kendati, pasukan delapan adalah pasukan inti dari pengibaran bendera pusaka di Upacara HUT Republik Indonesia.

Aswin Pahri Kepala Seksi Kepemudaan di Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo menceritakan hal itu kepada TribunGorontalo.com. 

"Sebelum perwakilan Gorontalo berangkat, kami sudah melakukan pembekalan terlebih dahulu, dan kami alhamdulillah mendapatkan prestasi yang gemilang," ungkap Aswin pada Tribun Gorontalo setelah memberikan pembinaan ke dua siswa Paskibraka Nasional.

Biasanya kata dia, utusan putra selalu jadi komandan kelompok, sementara putri jadi pemegang baki bendera pusaka Merah Putih.

Karena itu, kebiasaan ini menjadi tolok ukur pelatih menggodok dua utusan Provinsi Gorontalo ini. Harapannya, bisa meneruskan tradisi tersebut.

Sebagai informasi, ada tiga pasukan yang bertugas dalam pengibaran bendera pusaka.

Pasukan itu yakni Pasukan 45, pasukan 17, dan pasukan 8.

Pasukan 45 biasanya diisi oleh personel TNI dan Polri, sementara pasukan 17 adalah siswa dan siswi utusan dari provinsi di Indonesia.

Tahun ini, Gorontalo mengutus dua siswa asal Pohuwato untuk bergabung dalam kelompok Paskibraka Nasional. 

Kedua siswa itu yakni Mohamad Ziad Lahay dan Ade Jullistry Damopoli.

Adapun dua siswa kebanggan Pohuwato ini masing dari dua sekolah berbeda, Ziad misalnya dari SMK 1 Marisa, dan Ade dari SMA 1 Popayato. 

Berikut profil keduanya yang berhasil dirangkum TribunGorontalo.com. 

Moh Ziad Lahay

Moh. Ziad Lahay adalah anak pertama dari pasangan Femy Lahay dan Deby Yusuf

Siswa kelahiran 19 Mei 2006. Ia memiliki tinggi badan 178 cm. berat badan 69 kg. 

Melihat dari kelahirannya, artinya Ziad kini berusia 16 tahun. 

Ziad lahir di Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.

Saat ini berdomisili di Jalan Trans Sulawesi, Desa Palopo, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato.

Ziad memiliki hobi bermain sepak bola dan jogging. 

Setiap pulang sekolah, ia menyempatkan waktu 30 menit berlari di lingkungan tempat tinggalnya. 

Ade Jullistry Damopolii

Ade adalah anak pasangan dari Kristin Tumampas dan Hardi Damopolii

Tidak begitu berbeda dengan Ziad, Ade juga pada 2022 ini terhitung 16 tahun. Ia adalah siswa kelahiran Popayato, kecamatan paling barat Pohuwato. 

Hobinya berenang dan membaca buku. 

Wanita yang sering disapa Ade tersebut memiliki tinggi badan 167,8 cm, dan berat badan 60 kg.

Ade saat ini tinggal di Desa Popayato, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.

Ia saat ini duduk di bangku kelas X.

Ade dan Ziad mengaku senang terpilih sebagai utusan Provinsi Gorontalo dalam mengibarkan bendera pusaka di Istana Presiden Republik Indonesia (RI).

"Tidak gampang untuk menjadi Paskibraka di tingkat Nasional, karena ini banyak melalui tahapan dan penyeleksian yang tetap," ungkap Ziad saat ditemui oleh Tribun Gorontalo di Gor Nani Wartabone.

Ade mengucapkan terima kasih kepada pembina dan pelatih.

"Ini tidak gampang ya, penyeleksian di tahap nasional itu sangat ketat sekali, bahkan wawasan kebangsaan dan ideologi pancasila kami diujikan," tegas Ade.

Rencana mereka berdua akan berangkat ke Jakarta pada tanggal 15 Juli 2022.

Dalam hal ini melakukan karantina, latihan, dan pembinaan sebelum mengibarkan bendera pusaka Indonesia. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved