Jepang Bebaskan Pendiri Tentara Merah, Fusako Shigenobu: Harapan Kami Tidak Terpenuhi

Fusako Shigenobu, perempuan berusia 76 tahun pendiri Tentara Merah Jepang yang pernah ditakuti telah dibebaskan.

Editor: Lodie Tombeg
tribunnews
Pendiri Tentara Merah Jepang Fusako Shigenobu (tengah) bertemu media setelah dia dibebaskan dari penjara, diapit oleh putrinya May Shigenobu (kiri) dan pengacaranya (kanan) di Akishima, di Tokyo pada 28 Mei 2022. 

Shigenobu tidak mengambil bagian dalam serangan itu secara pribadi tetapi pengadilan mengatakan dia mengoordinasikan operasi dengan PFLP.

Terlahir dalam kemiskinan di Tokyo pascaperang, Shigenobu adalah putri seorang mayor Perang Dunia II yang menjadi penjual bahan makanan setelah kekalahan Jepang.

Pengembaraannya ke ekstremisme Timur Tengah dimulai secara tidak sengaja ketika dia melewati protes duduk di sebuah universitas Tokyo ketika dia berusia 20 tahun.

Jepang berada di tengah-tengah keributan kampus pada 1960-an dan 70-an untuk memprotes Perang Vietnam dan rencana pemerintah Jepang untuk membiarkan militer AS tetap ditempatkan di negara itu.

Shigenobu dengan cepat terlibat dalam gerakan kiri dan memutuskan untuk meninggalkan Jepang pada usia 25 tahun.

Dia mengumumkan pembubaran Tentara Merah dari penjara pada April 2001, dan pada 2008 didiagnosis menderita kanker usus besar dan usus, menjalani beberapa operasi.

Shigenobu mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia pertama-tama akan fokus pada perawatannya dan menjelaskan bahwa dia tidak akan dapat "berkontribusi kepada masyarakat" mengingat kondisinya yang lemah.

Tapi dia mengatakan kepada wartawan:

"Saya ingin terus merenungkan (masa lalu saya) dan hidup lebih dan lebih dengan rasa ingin tahu."

Dalam sebuah surat kepada seorang reporter Japan Times pada tahun 2017 dia mengakui kelompok itu telah gagal dalam tujuannya.

"Harapan kami tidak terpenuhi dan berakhir dengan buruk," tulisnya.

Jepang Siapkan Lebih dari 100 Stasiun KA Bawah Tanah

Pemda Tokyo telah menyiapkan lebih dari 100 lokasi stasiun bawah tanah sebagai tempat evakuasi bagi warganya sebagai bentuk mengantisipasi rudal yang kemungkinan jatuh di Tokyo.

Ini adalah pertama kalinya dilakukan Pemda Tokyo sebagai fasilitas evakuasi darurat sementara untuk melindungi diri dari gelombang ledakan rudal balistik apabila jatuh di Tokyo dan sekitarnya.

Seperti diketahui, Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik dan rudal potensial lebih sering dari sebelumnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved