Penelitian AS dan India Tunjukkan Hubungan Hepatitis Akut dengan Covid-19

Sebuah studi kasus Amerika yang dilakukan baru-baru ini dan diterbitkan dalam Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition menganalisis.

Editor: Lodie Tombeg
World Today News
Sebagian besar temuan kasus hepatitis akut di seluruh dunia menimpa anak usia di bawah 5 tahun. 

TRIBUNGORONTALO.COM, New York - Sebuah studi kasus Amerika yang dilakukan baru-baru ini dan diterbitkan dalam Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition menganalisis seorang anak perempuan berusia 3 tahun yang sebelumnya sehat, namun kemudian mengalami gagal hati akut.

Ini terjadi setelah beberapa minggu anak itu pulih dari infeksi virus corona (Covid-19) dengan gejala ringan.

"Pasien memiliki temuan biopsi hati dan tes darah yang konsisten dengan jenis hepatitis autoimun yang mungkin dipicu oleh infeksi Covid-19," kata Ahli Gastroenterologi Anak di Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati, Dr Anna Peters.

Dikutip dari laman www.cbc ca, Minggu (15/5/2022), Dr Peters yang merupakan penulis utama studi tersebut, menyampaikan bahwa meskipun tidak mungkin untuk membuktikan bahwa Covid-19 secara langsung menyebabkan penyakit hati dalam kasus ini, ada kemungkinan virus itu memicu 'respons imun abnormal' yang kemudian menyerang organ hati.

"Saya pikir penting bagi dokter untuk menyadari bahwa ini adalah kondisi langka yang mungkin terjadi selama atau setelah infeksi Covid-19. Penting untuk memeriksa tes hati pada pasien yang tidak juga membaik," jelas Dr Peters.

Kendati demikian, kata dia, para orang tua tidak perlu terlalu khawatir namun tetap harus mewaspadai kemunculan gejalanya.

Jika muncul gejala yang merujuk pada hepatitis, maka sebaiknya mereka segera membawa anak ke dokter untuk diagnosis dan penanganan.

"Orang tua tidak perlu panik, namun temui dokter anak atau dokter perawatan primer jika anak mereka sakit. Diagnosis yang cepat dan pemberian perawatan suportif adalah kunci untuk pemulihan," tegas Dr Peters.

Ia menambahkan bahwa pasien dalam studi kasus itu kini telah pulih setelah menjalani perawatan dan transplantasi hati.

Namun kasusnya mungkin mirip dengan kasus yang dilaporkan di Inggris dan secara global.

Sementara itu, Dr Yael Mozer Glassberg sebelumnya mengatakan bahwa timnya di Schneider Children's Medical Center juga telah merawat setidaknya 8 kasus hepatitis yang tidak dapat diketahui penyebabnya sejak Februari 2021, sebelum titik awal temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Oktober 2021 untuk kasus 'kemungkinan'.

Staf medis di pusat layanan kesehatan itu pun menganalisis kasus-kasus tersebut dan satu-satunya kesamaannya adalah bahwa setiap anak yang mengalami hepatitis akut pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

Ini diidentifikasi melalui tes serologis dan riwayat medis setiap keluarga.
"Namun tidak satu pun dari pasien dinyatakan positif adenovirus," kata Dr. Glassberg.


Peneliti India: Covid-19 Jadi 'Faktor Umum' di Antara Kasus Hepatitis Akut

Tim peneliti di India turut mempelajari kemungkinan apakah virus corona (Covid-19) telah menyebabkan munculnya belasan kasus hepatitis akut yang tidak dapat diketahui penyebabnya pada kelompok anak-anak di India Tengah periode April hingga Juli 2021.

Hasilnya baru mendapatkan perhatian saat ini, karena kasus serupa ternyata terjadi pula di seluruh dunia baru-baru ini.

Dikutip dari laman www.cbc.ca, Minggu (15/5/2022), studi pra-cetak observasional mereka yang belum ditinjau rekan sejawat karena tantangan pendanaan, menganalisis 475 anak-anak dari seluruh India yang dites positif Covid-19.
Dari analisis tersebut, 47 di antaranya menunjukkan kasus hepatitis parah.

Kemudian di antara kelompok itu, 10 ditemukan memiliki gejala Multiple Inflammatory Syndrome pada anak-anak (MIS-C) namun dugaan tersebut dikesampingkan.

Sedangkan 37 sisanya diklasifikasikan memiliki apa yang disebut para peneliti sebagai COVID-19 Associated Hepatitis in Children (CAH-C).

"Satu faktor umum yang kami temukan adalah mereka semua terinfeksi, atau mereka semua memiliki riwayat Covid-19. Kami juga melakukan tes antibodi untuk Covid-19 pada anak-anak ini, dan jumlah maksimum anak yang datang dengan penyakit ini positif antibodi," kata penulis utama studi tersebut, Ahli Mikrobiologi, dan Profesor di Bundelkhand Medical College di Madhya Pradesh, India, Dr. Sumit Rawat.

Para peneliti India kemudian mencari penyebab umum lainnya dibalik 37 kasus hepatitis akut parah, mulai dari hepatitis A, C, E dan lainnya seperti virus varicella-zoster, herpes dan cytomegalovirus (CMV).

Namun tidak menemukan apapun yang dapat menjelaskan gejalanya.
Dr Rawat menyampaikan bahwa tidak semua dari 37 kasus tersebut diuji keberadaan adenovirus pada saat itu.

Kendati demikian, 17 sampel kemudian dianalisis dari arsip dan hanya 3 yang dinyatakan positif adenovirus.
"Untuk membuktikan bahwa Covid-19 itu sendiri yang menyebabkan hepatitis, ini akan membutuhkan lebih banyak upaya," tegas Dr Rawat.

Satu hal yang menjadi petunjuk penting, kata dia, adalah bahwa kasus hepatitis tampaknya menurun saat Covid-19 berhenti beredar luas di wilayah tersebut.
Namun kemudian kembali meningkat saat kasusnya tinggi.

"Tiba-tiba ada penurunan kasus Covid-19 dan kami tidak menemukan kasus hepatitis selama 6 bulan ke depan, hingga akhirnya Covid-19 muncul kembali. Jadi itu juga sangat mencurigakan bahwa kasus-kasus ini sebenarnya terkait dengan Covid," pungkas Dr Rawat.
(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penelitian di AS Tunjukkan Kemungkinan Hubungan Hepatitis Akut dengan Covid-19

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved