Indonesia Tambah 107 Kasus Covid-19 pada Selasa 3 Mei 2022

Covid-19 masih jadi momok. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan data perkembangan kasus di Indonesia.

Editor: Lodie Tombeg
tribunnews
Pasien Covid-19 

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Covid-19 masih jadi momok. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan data perkembangan kasus di Indonesia pada hari kedua Lebaran 1443 Hijriah.

Hingga Selasa (3/5/2022) pukul 12.00 WIB tercatat ada penambahan 107 kasus Covid-19 di Indonesia.

Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Tanah Air saat mencapai 6.047.315, terhitung sejak pengumuman kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Informasi ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 pada Selasa sore. Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id.

Berdasarkan data yang sama, Satgas melaporkan penambahan pasien yang sembuh dari Covid-19. Dalam sehari jumlahnya bertambah 395 kasus. Dengan demikian, total kasus sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 5.884.059.

Namun jumlah kasus kematian setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah. Pada periode 2-3 Mei 2022 ada 18 kasus kematian. Maka secara kumulatif kasus kematian akibat Covid-19 kini mencapai 156.287.

Satgas juga melaporkan ada 6.951 kasus aktif Covid-19.
Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Kemudian, terdapat 986 orang yang berstatus suspek. Saat ini, kasus Covid-19 telah berdampak pada 510 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Ingatkan Potensi Penularan

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyarankan masyarakat untuk menahan diri tidak melakukan tradisi mencium pipi kanan dan pipi kiri (cipika-cipiki) saat Lebaran.

Menurutnya, meski Idul Fitri sudah dapat dirayakan secara bersama tetapi risiko penularan Covid-19 masih ada.

"Mengenai cipika-cipiki, itu berbahaya. Mengapa? Karena bagaimanapun kalau pakai masker masih ada sedikit virus yang bisa keluar. Jadi meski kalau sedikit tidak menular namun kalau dengan banyak orang akhirnya jumlah virus yang disaluran napas menjadi banyak," ujar Zubairi kepada Kompas.com, Minggu (1/5/2022).

"Jadi cipika-cipiki jangan dikerjakan," tegas Zubairi.

Ia pun mengatakan, baiknya masyarakat berbagi rasa suka-cita saat bersilaturahim dengan cara lain. Selain itu, ia juga mengkhawatirkan kondisi saat masyarakat mengobrol sembari makan saat halalbihalal.

Pasalnya, hal tersebut telah menjadi kebiasaan di tengah-tengah masyarakat, yakni pemilik rumah menyediakan makanan ringan maupun berat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved