Cerita Presiden Ukraina Hampir Tertangkap Pasukan Rusia

Nyaris terbunuh pada awal serangan Rusia ke Ukraina. Begitulah cerita Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Editor: Lodie Tombeg
Tribun Jogja
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky 

TRIBUNGORONTALO.COM, Kiev - Nyaris terbunuh pada awal serangan Rusia ke Ukraina. Begitulah cerita Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dia menggambarkan bagaimana pasukan Rusia nyaris menangkap atau membunuhnya pada jam-jam awal invasi ke Ukraina.

Zelensky telah dipuji secara luas atas tanggapannya terhadap invasi dalam 65 hari sejak pasukan Rusia pertama memasuki Ukraina.

Dia telah berpidato di Kongres Amerika Serikat (AS), Bank Dunia dan Grammy Awards.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menjadi salah satu tokoh terkenal yang ingin terlihat berkunjung ke medan perang Ukraina untuk menemui Zelensky.

Tapi waktunya sebagai pemimpin negara, yang dalam masa perang melawan tetangga yang jauh lebih kuat, bisa saja berakhir dalam beberapa jam setelah invasi dimulai, menurut wawancaranya dengan majalah Time.

Berbicara kepada reporter Simon Shuster, yang menghabiskan dua minggu di kompleks kepresidenan di Kiev, Zelensky menggambarkan bagaimana pasukan Rusia nyaris menemukannya dan keluarganya ketika mereka berusaha merebut distrik pemerintah ibu kota pada hari pertama konflik.

Sementara banyak ingatannya tentang beberapa jam pertama tetap "terpecah-pecah", Zelensky mengatakan fajar tanggal 24 Februari menjadi yang paling menonjol.

Setelah pengeboman dimulai, dia dan istrinya, Olena Zelenska, pergi memberi tahu putri mereka (17 tahun), dan putranya (9 tahun) untuk bersiap meninggalkan rumah mereka. “Kami membangunkan mereka,” kata Zelensky kepada Time.

“Itu keras. Ada ledakan di sana.” Militer Ukraina mengatakan kepada Zelensky bahwa tim penyerang Rusia telah diterjunkan ke Kyiv untuk membunuh atau menangkapnya dan keluarganya.

“Sebelum malam itu, kami hanya pernah melihat hal-hal seperti itu di film-film,” kata Andriy Yermak, kepala stafnya kepada majalah tersebut dilansir dari Guardian pada Jumat (29/4/2022).

Baku tembak pecah di sekitar kawasan pemerintah saat malam tiba pada hari pertama perang, tulis Shuster.

“Penjaga di dalam kompleks mematikan lampu dan membawa rompi anti-peluru dan senapan serbu untuk Zelensky dan sekitar selusin pembantunya.”

Salah satu dari sedikit pejabat yang tahu cara menggunakan senjata itu adalah Oleksiy Arestovych, seorang veteran dinas intelijen militer Ukraina.

“Itu benar-benar rumah gila,” kata Arestovych kepada Time. “(Senjata) Otomatis untuk semua orang.”

Pasukan Rusia melakukan dua upaya untuk menyerbu kompleks itu sementara keluarga Zelensky masih berada di dalam, menurut Shuster.

Malam berikutnya, setelah menolak tawaran lingkungan yang lebih aman – termasuk evakuasi oleh pasukan AS dan Inggris yang memungkinkannya mendirikan pemerintahan di pengasingan – Zelensky berjalan keluar ke halaman untuk merekam pesan video yang sekarang terkenal dengan teleponnya.

Pada saat itu Zelensky mengatakan bahwa dia benar-benar menyadari perannya dalam perang. "Anda mengerti bahwa mereka sedang menonton," katanya kepada majalah itu.

“Kamu adalah simbol. Anda harus bertindak sebagaimana kepala negara harus bertindak,” ujarnya pada dirinya sendiri saat itu.

Berbicara via Telepon, Zelensky dan Erdogan Bahas Evakuasi Mariupol

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu (24/4/2022) mengaku berbincang dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Dia mengatakan, pembicaraan tersebut membahas perlunya evakuasi warga sipil dari Kota Mariupol dengan segera, sebagaimana dilansir Reuters.

Dia mengatakan keduanya berbicara tentang evakuasi di Mariupol, termasuk pabrik Azovstal yang dikepung namun dikuasai Ukraina. 

"Saya menekankan perlunya evakuasi segera warga sipil dari Mariupol, termasuk Azovstal, dan pertukaran segera pasukan yang diblokir," tulis Zelensky di Twitter.

Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam dan memiliki hubungan baik dengan kedua negara.

Sejauh ini, Turki telah mendukung Ukraina serta menentang sanksi terhadap Moskwa. Kantor Kepresidenan Turki mengatakan, Erdogan berbicara kepada Zelensky selama panggilan telepon bahwa evakuasi yang terluka dan warga sipil di Mariupol harus dipastikan. Pasalnya, situasi di sana semakin menyedihkan dari hari ke hari.

"Presiden Erdogan mengatakan siap memberikan semua bantuan yang dia bisa selama proses negosiasi dan menawarkan dukungan yang diperlukan, termasuk mediasi," bunyi pernyataan itu.

Erdogan juga mengatakan, Turki pada prinsipnya memandang masalah penjamin secara positif.

Zelensky mengatakan pada Sabtu (23/4/2022) bahwa Ukraina ingin AS setuju untuk menjadi salah satu penjamin keamanannya untuk melindunginya dari ancaman di masa depan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terungkap Jam-jam Awal Invasi ke Ukraina, Pasukan Rusia Nyaris Tangkap Zelensky" 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved