Iran dan Irak Saling Kecam Setelah Serangan 12 Rudal ke Kota Arbil
Perang Iran versus Irak di depan mata. Kedua negara di Teluk Persia itu kembali memanas setelah serangan 12 rudal balistik Teheran.
TRIBUNGORONTALO,COM - Perang Iran versus Irak di depan mata. Kedua negara di Teluk Persia itu kembali memanas setelah serangan 12 rudal balistik Teheran ke situs yang dikatakan Baghdad sebagai milik Israel. Kini kedua negara bertetangga tersebut saling melontarkan kecaman.
Iran pada Senin (14/3/2022) memperingatkan, mereka tidak akan mentolerir ancaman yang datang dari Irak.
"Sama sekali tidak dapat diterima bahwa salah satu tetangga kami yang memiliki hubungan mendalam dengan kami ... menjadi pusat untuk menciptakan ancaman terhadap republik Islam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dikutip dari AFP.
"Iran tidak akan mentolerir bahwa lokasi di dekat perbatasannya menjadi pusat sabotase, konspirasi, dan pengiriman kelompok teroris ke Iran," katanya pada konferensi pers mingguan di Teheran.
Sebelumnya, pada Minggu (13/3/2022) Garda Revolusi Iran berujar, mereka menargetkan sebuah pusat strategis milik Israel--musuh bebuyutan mereka--di kota Arbil, Irak utara, menggunakan rudal presisi yang kuat.
Namun, otoritas Kurdi bersikeras bahwa Israel itu tidak memiliki situs di Arbil atau sekitarnya, yang merupakan ibu kota wilayah otonomi mereka di utara Irak.
Pihak berwenang mengatakan, 12 rudal balistik menargetkan Arbil termasuk beberapa fasilitas AS, dalam serangan lintas batas sebelum fajar yang membuat dua warga sipil luka ringan.
Irak kemudian memanggil Duta Besar Iran, Iraj Masjidi, untuk memprotes serangan tersebut, dan Kementerian Luar Negeri Irak mengecam serangan itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan mereka.
Khatibzadeh berkata, pemerintah federal Irak sudah diberitahu beberapa kali untuk tidak membiarkan perbatasan Irak dengan Iran menjadi tidak aman.
"Iran mengharapkan pemerintah pusat Irak mengakhiri situasi ini untuk selamanya dan tidak membiarkan perbatasannya disalahgunakan," tambahnya.
Serangan pada Minggu (13/3/2022) terjadi hampir seminggu setelah dua perwira Garda Revolusi Iran tewas di Suriah dalam serangan yang dikaitkan dengan Israel, sekutu kunci Amerika Serikat.
Irak, termasuk wilayah Kurdistan, adalah lokasi pengerahan pasukan AS yang memimpin koalisi memerangi kelompok ISIS, tetapi sekarang jumlahnya dikurangi.
Washington menyalahkan serangkaian serangan roket dan drone terhadap kepentingan militer dan diplomatiknya di Irak pada kelompok-kelompok pro-Iran yang menuntut kepergian sisa pasukan AS, tetapi tembakan rudal lintas batas jarang terjadi.
Baca juga: Ukraina Patahkan Serangan Kilat Rusia, Kiev Klaim Tewaskan dan Lukai 4.300 Tentara
12 Rudal Balistik Hantam Arbil
Pasukan keamanan Kurdi pada Minggu (13/3/2022) mengatakan, sebanyak 12 rudal balistik ditembakkan dari luar Irak dan menargetkan Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan di negara itu. Di Arbil juga terdapat gedung konsulat Amerika Serikat (AS).
“Rudal-rudal itu ditembakkan di luar perbatasan Irak dan Kurdistan, (datang) lebih tepatnya dari timur,” kata siaran pers dari unit kontra-terorisme Kurdistan yang dikutip AFP.
Serangan itu menyebabkan beberapa kerusakan material tetapi tidak ada korban, tambahnya.
Perwakilan AS dan pasukan koalisi di Irak sering menjadi sasaran serangan roket dan drone bersenjata.
Serangan-serangan itu tidak pernah diklaim, tetapi para pejabat Barat menyalahkannya pada faksi-faksi garis keras pro-Iran yang menuntut kepergian pasukan AS.
Iran berbagi perbatasan timur yang panjang dengan Irak dan memiliki pengaruh politik serta ekonomi yang cukup besar dengan tetangganya itu. Washington mengatakan, "Tidak ada kerusakan atau korban di fasilitas pemerintah AS mana pun".
"Kami mengecam serangan keterlaluan ini dan bentuk kekerasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.
Saluran televisi lokal Kurdistan24 yang studionya tidak jauh dari konsulat AS mengunggah gambar-gambar di jejaring sosial tentang kantornya yang rusak, sebagian langit-langit roboh, dan pecahan kaca berserakan.
Bandara Arbil mengatakan, tidak mengalami kerusakan dan penerbangan tidak terganggu. Fasilitas tersebut berisi pangkalan untuk koalisi pimpinan AS yang memerangi kelompok ISIS.
"Kami mengecam serangan teroris yang diluncurkan terhadap beberapa sektor Arbil, kami meminta penduduk untuk tetap tenang," kata Perdana Menteri Kurdistan Masrour Barzani. Adapun Kementerian Kesehatan di Arbil mengatakan, tidak ada korban jiwa. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Iran Vs Irak Memanas Lagi, Usai Serangan 12 Rudal Kini Saling Kecam"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/110122-Balistik-1.jpg)