Turis Eropa Suka Kunjungi Pulau-pulau di Gorontalo, Ini yang Mereka Lakukan
Provinsi Gorontalo banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dari Australia, Amerika, Prancis dan Italia. Mereka datang ke Gorontalo untuk menikmati.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Provinsi Gorontalo banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dari Australia, Amerika, Prancis dan Italia. Mereka datang ke Gorontalo untuk menikmati panorama destinasi wisata, mulai dari wisata pegunungan hingga laut.
Ivonela R Larekeng selaku Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo mengatakan, wisatawan yang lebih banyak mengunjungi Gorontalo itu didominasi dari Eropa. Kunjungan mereka itu lebih banyak ke pulau misalkan Pulau Hungayono, Lombongo dan Diyonumo.
Sementara wisatawan dari Australia, Amerika, Prancis dan Italia lebih menyukai diving. Sementara untuk China dan Korea kehadiran mereka berkisar 1 hingga 2 orang saja. Mereka lebih tertarik datang untuk melihat artefak yang ditinggalkan leluhur di Gorontalo. Mereka menyukai city tour, semisal klenteng, Kota Tua Gorontalo.
Lanjut Ivonela, pihaknya masih mengidentifikasi wisatawan yang datang dari Arab Saudi. Mereka lebih tertarik dengan napak tilas atau sejarah . Dispar masih mengidentifikasi apakah ada wisatawan Arab yang datang berkunjung ke Gorontalo.
“Wisatawan dari Arab sejauh ini belum ada, karena kita belum bisa mengklaim bahwa daerah kita destinasi halal atau muslim friendly tourism. Gorontalo sebenarnya memiliki potensi, di Gorontalo terdapat makam Jupanggola, Mesjid Huntio, Kubah Emas, dan lainnya. Namun kita harus membranding dulu Gorontalo sebagai destinasi halal. Jika kita ingin brand Gorontalo destinasi wisata, kita harus mengkaji dulu, dan mensasarnya, karena kategori Arab ini banyak, apakah Turki, Timur Tengah atau Arab lainnya, tentu hal ini kita perlu seriusi mau dijual kemana paket perjalanan ini,” kata Kabid Promosi Disparpora.

Ivonela menambahkan Dinas Pariwisata di tahun 2023 hingga 2026 akan fokus mem-branding nusantara melalui RPD dan Renstra 2022. Jika memang di tahun ini sebagai sesi terakhir dari virus Corona, dan kalau sudah ada pembukaan batasan kunjungan, Dispora Provinsi Gorontalo menargetkan 1 juta pengunjung baik wisatawan antar pulau domestik di regional Sulawesi atau Jawa, ke Gorontalo.
“Kalau memang sudah tidak ada lagi pembatasan maka kita akan mengupayakan menarik wisatawan mancanegara,” tukasnya.
Sejauh ini promosi Dispora realisasimnya hingga saat ini masih focus pada promosi digital, di antaranya infografis, yang didukung dengan sarana dan prasarana di tiap desa. "Ke depan ini harus berbarengan kami genjar promosi maka tentu infrastruktur di wilayah wisata juga harus lebih dioptimalkan, supaya ketika kita jor-joran promosi tapi sarana dan prasarananya tidak sesuai maka tentu hal ini akan mengecewakan para tourism. Sehingganya ini yang sementara dibenahi oleh provinnsi," kata dia.
Baca juga: Wisata Baru Deswita-Gorontalo, Asyik Santai di Tengah Sawah Bone Bolango
“Alhamdulillah kolaborasi bersama kabupaten kota itu kita jalan berbarengan saling mengisi seusia kewenangan, yang pasti program provinsi tidak tumpang tindih dengan kabupaten kota, serta sejauh ini sinergitas program terus berjalan melalui rakor yang ada, mulai dari rakor pemasaran, destinasi dan pariwisata,” tandasnya.
Kata Ivonela, terkait dengan standarisasi tiket masuk itu menjadi kewenangan Kabupaten Kota, Harga tiket berbeda – beda kemungkinan ada fasilitas lebih yang mereka sediakan disana, mulai dari pelayanan parker bahkan ada wifi di dalam.
“ kalaupun ada kenaikan tarif untuk masuk, itu sudaah harus simotan dengan perbaikan sarana dan prasarana yang ada di dalam. Jangan misalnya tiketnya 10 ribu rupiah sementara toilet, mushola, tidak ada. Tentu hal ini harus berbarengan.” Tandasnya.
Ke depan Pemerintah Provinsi Gorontalo harus menetapkan segmentasi pasar yang akan disasar. Jiki bidiknya Eropa maka treatment wisatanya harus standar Eropa.
"Kalau bidiknya ke Eropa maka kita harus siap masyarakat terkondisi dengan pemandangan Eropa, karena jika mereka datang dengan kebudayaan mereka maka tentu harus kita hormati," katanya.
Jika bidikannya ke China dan negara asosiasinya maka harus meningkatkan pelayanannya seperti perlakuan Manado Provinsi Sulawesi Utara terhadap turis China dengan segala bentuk konsekuensinya.