Potensi Erupsi Gunung Anak Krakatau, Takkan Sehebat 1883, Ini Penjelasannya

Gunung Anak Krakatau tak punya potensi meletus hebat seperti di tahun 1883. Letusan Anak Krakatau mengkhawatirkan, namun erupsi-erupsi.

Editor: Lodie Tombeg
Kompas.com
Erupsi Anak Krakatau 

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Gunung Anak Krakatau tak punya potensi meletus hebat seperti di tahun 1883. Letusan Anak Krakatau mengkhawatirkan, namun erupsi-erupsi yang terjadi selama ini tidak sedahsyat letusan di akhir abad ke-19 yang melegenda.

Anak Krakatau tengah bergejolak dan beberapa kali memuntahkan material vulkanik dari puncaknya. Letusan terjadi sejak beberapa hari terakhir dan dilaporkan masih terjadi hingga hari ini, Minggu (6/2/2022). Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Andiani.

"Tadi Jam 07.07 WIB terjadi erupsi dengan ketinggian asap 600 meter, berwarna kelabu, condong ke arah timur laut," kata Andiani kepada Kompas.com, Minggu (6/2/2022). Gejolak Anak Krakatau ini tentunya mengundang kekhawatiran penduduk yang bermukim di sekitarnya.

Pada 26 Agustus 1883, Gunung Krakatau meletus hebat dan abu vulkaniknya menutup hampir 2/3 atmosfer Bumi. Suara letusan Krakatau kala itu sangat kencang, hingga terdengar dari titik yang berjarak ribuan kilometer dari lokasi Krakatau.

Tak hanya itu, letusan tersebut juga menyebabkan gelombang tsunami hingga setinggi 30 meter yang menyapu dan menewaskan puluhan ribu orang. Bahkan di 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh akibat letusan yang terjadi berantai.

Letusan itu membuat Krakatau hancur dan menyisakan gunung yang akhirnya disebut sebagai Anak Krakatau. Dikutip dari Kompas.com (26/12/2018), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut saat itu ada tiga gunung di Selat Sunda yang meletus secara bersamaan, yaitu Gunung Rakata, Gunung Danan, dan Gunung Perbuwatan, sehingga menyebabkan dampak letusan yang sangat kuat.

Namun dalam keterangan yang sama, BNPB juga menyebut bahwa letusan sedahsyat tahun 1883 tak akan terulang lagi di masa depan. Hal tersebut dibenarkan oleh PVMBG.

Baca juga: Gempa NTT Tak ada Kaitan dengan Aktivitas Gunung Awu-Semeru

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani, menyebut bahwa Anak Krakatau tidak memiliki potensi untuk erupsi dengan kekuatan sebesar itu.

"Tidak ada potensi besar seperti tahun 1883, karena saat ini bentuk gunung api serta energi erupsi tidak sebesar tahun 1883," kata Nia saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/2/2022). Nia menjelaskan, pada tahun 1883 sebenarnya bukan ada beberapa gunung yang meletus bersamaan, hanya ada satu.

"Gunungnya satu (Krakatau), ada 4 kawah yang ada di tubuh Gunung Krakatau saat itu, titik erupsi berasal dari salah satu kawah," jelas Nia. Sementara untuk Anak Krakatau, saat ini gunung tersebut hanya memiliki satu buah kawah saja. Dan jika berbicara konteks saat ini, Nia mengatakan bahwa Anak Krakatau juga tidak berpotensi memicu gelombang tsunami.

"Untuk saat ini potensi tsunami tidak ada, karena tubuh gunung api berbeda dengan kondisi tahun 2018 (saat erupsi dan sebabkan tsunami banten), di mana ketinggian puncak mencapai 300 meter," ungkap Nia. "Saat ini, tubuh Anak Krakatau tingginya masih di bawah 100 meter," pungkasnya menutup penjelasan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Gunung Anak Krakatau Miliki Potensi Meletus Hebat Seperti Tahun 1883?"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved