Barcelona

Filosofi Hansi Flick di Barcelona Tuai Kritikan, Garis Pertahanan Dinilai Terlalu Tinggi

Kritik dari para pengamat kala itu terbukti keliru, karena Blaugrana tampil solid dengan pressing ketat dan koordinasi lini belakang yang rapi.

Editor: Fadri Kidjab
Tangkapan layar video X @FCBarcelona
LIGA CHAMPIONS -- Pelatih Barcelona, Hansi Flick saat diwawancarai media seusai pertandingan Liga Champions, Kamis (2/10/2025). Taktik Flick disoroti pengamat. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Musim lalu, eksperimen garis offside tinggi ala Hansi Flick di Barcelona sempat dianggap sebagai terobosan berani yang berhasil. 

Kritik dari para pengamat kala itu terbukti keliru, karena Blaugrana tampil solid dengan pressing ketat dan koordinasi lini belakang yang rapi.

Namun musim ini, cerita berbeda. Kritik yang dulu dianggap berlebihan kini justru menemukan pembenaran. 

Barcelona kesulitan menjaga konsistensi pertahanan, dengan pressing yang melemah dan garis offside yang sering bocor.

Flick tak menampik bahwa badai cedera menjadi salah satu faktor utama. 

Ia berulang kali menegaskan bahwa “semuanya akan terlihat berbeda” jika pemain inti kembali.

Meski begitu, ia tetap teguh pada sistemnya. Tidak ada tanda-tanda perubahan filosofi. 
Flick menolak mengubah pendekatan, bahkan ketika hasil di lapangan menunjukkan masalah yang berulang.

Layar Raksasa di Lapangan Latihan

Menurut laporan Mundo Deportivo, Flick bersama asistennya Heiko Westermann – mantan bek Jerman – menjadi otak di balik koordinasi pertahanan Barcelona.

Di lapangan latihan, keduanya menggunakan layar raksasa untuk menunjukkan cuplikan situasi nyata kepada para pemain. 

Fokus utama adalah kapan garis pertahanan harus naik, kapan harus turun, dan bagaimana posisi tubuh bek agar siap menghadapi serangan lawan.

Metode ini diharapkan memberi pemahaman instan, seolah pemain belajar langsung dari tayangan ulang di tengah latihan.

Masalah Tekanan pada Bola

Salah satu kelemahan paling mencolok adalah kurangnya tekanan pada penguasaan bola lawan. 

Flick sendiri, bersama bek muda Pau Cubarsi dan Eric Garcia, mengakui hal ini.

Contoh paling nyata terlihat saat El Clasico. Jude Bellingham lolos dari pressing, lalu mengirim umpan terobosan yang berujung gol Kylian Mbappe.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved