Demo Mahasiswa Gorontalo

Pos Polantas di Simpang Lima Kota Gorontalo Dirusak Pengunjuk Rasa, Kaca Pecah Kena Batu

Pos kepolisian lalu lintas (Polantas) Kota Gorontalo jadi sasaran amuk pengunjuk rasa pada Senin 01 September 2025 kemarin. 

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Wawan Akuba, TribunGorontalo.com
KERUSAKAN -- Jendela kaca Polantas Kota Gorontalo rusak diduga terkena batu dari lemparan mahasiswa yang berunjuk rasa di Simpang Lima Kota Gorontalo Senin 01 September 2025. FOTO: Wawan Akuba, TribunGorontalo.com 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Pos kepolisian lalu lintas (Polantas) Kota Gorontalo jadi sasaran amuk pengunjuk rasa pada Senin 01 September 2025 kemarin. 

Perlu diketahui, ada tiga kelompok massa yang bergerak di Kota Gorontalo pada 01 September kemarin.

Namun, hanya Aliansi Merah Putih yang menjadikan Simpang Lima Kota Gorontalo sebagai titik aksi.

Simpang Lima adalah ruas utama yang menjadi batas antara Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.

Sejak siang pukul 13.00 Wita, simpang lima yang menjadi jalan masuk ke Kota Gorontalo dan Bone Bolango ini, lumpuh total. 

Karena beraksi di lokasi ini, pos polantas pun rupanya jadi sasaran amukan mahasiswa.

Secara posisi, pos polisi ini berada di sudut Utara Simpang Lima.

Ukurannya Sekira 3x3 meter dan bersanding dengan ruang terbuka hijau (RTH). 

Pantauan siang ini, Selasa 02 September 2025, pos polisi bercat didominasi putih biru itu, mengalami sejumlah kerusakan.

Terutama kaca jendela dan pintunya yang rusak ditembus batu berukuran besar. 

Batu-batu ini ada yang tembus hingga ke dalam pos dan ada yang kemudian dipantulkan kembali.

Sebuah logo Polantas tampak bolong-bolong kecil lantaran batu yang dilemparkan.

Tak cuma pos polisi, sejumlah pembatas jalan (road barier) berbahan plastik juga ikut lenyap. Beberapa jadi abu lantaran dibakar masa.

Ada sekitar lima barier seperti dalam video beredar yang ikut dibakar mahasiswa.

Sebagai informasi, bahwa memang aksi mahasiswa di simpang lima ini berakhir ricuh setelah mereka menolak dibubarkan polisi.

Sejak pukul 18.00 Wita, polisi dengan senjata lengkap mendorong massa aksi yang disokong oleh Cipayung Plus ini ke dalam perkotaan.

Mobil watercannon hingga baracuda Brimob dikerahkan. Sementara itu, puluhan personel Brimob berseragam lengkap, juga unjuk kekuatan.

Mahasiswa dengan tenaga dan jumlah seadanya, tak bisa melawan.

Mereka pun kabur ke arah Timur hingga 2,5 kilometer (km) menuju kampus 3 Universitas Negeri Gorontalo (UNG). 

Namun dalam pengejaran itu, ada setidaknya 14 mahasiswa yang berhasil diamankan. 

Belakangan diketahui 11 dari 14 mahasiswa itu masih diamankan. Belum jelas statusnya. 

Berikut adalah daftar 11 mahasiswa yang masih ditahan polisi hingga Selasa (2/9/2025).

Mohamad Arif Hidayatullah Bina (Ketua IMM Gorontalo)

Andi Taufik (IAIN Sultan Amai Gorontalo)

Zulfebriadi Hariji (Universitas Muhammadiyah Gorontalo)

Moh Fachry Botutihe (Universitas Negeri Gorontalo)

Alisadiq Olii (Universitas Negeri Gorontalo)

Jefriyanto Rahim (LLID)

Fikran Pango (Universitas Muhammadiyah Gorontalo)

Mohammad Fais Ponto (Universitas Negeri Gorontalo)

Moh Umar (Universitas Negeri Gorontalo)

Reyehan Liputo (Universitas Negeri Gorontalo)

Mohammad Fajri (Universitas Negeri Gorontalo)

(*)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved