Kematian Charlie Kirk
Hoaks Kematian Charlie Kirk Menyebar, dari Video Palsu hingga Chatbot AI
Aktivis konservatif Amerika Serikat sekaligus sekutu Presiden Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembakdi Universitas Utah Valley
TRIBUNGORONTALO.COM -- Aktivis konservatif Amerika Serikat sekaligus sekutu Presiden Donald Trump, Charlie Kirk, tewas ditembak saat menghadiri sebuah acara di Universitas Utah Valley, Rabu (10/9/2025) waktu setempat.
Insiden tersebut langsung memicu gelombang kebingungan publik dan banjir teori konspirasi di media sosial.
Hingga kini, aparat keamanan masih memburu pelaku penembakan. Di tengah proses investigasi, berbagai spekulasi liar bermunculan di dunia maya.
Mulai dari dugaan identitas pelaku, tuduhan terhadap kelompok tertentu, hingga beredarnya informasi palsu dan manipulasi tangkapan layar yang seolah menunjukkan media sudah mengetahui rencana penembakan sebelum kejadian.
Laporan Reuters mencatat sejumlah disinformasi paling viral pasca kematian Kirk.
Video dan Identitas Palsu
Salah satu video yang beredar luas menampilkan seorang pria tua ditahan polisi di Provo, Utah, dan dikaitkan sebagai pelaku penembakan.
Padahal, tidak ada bukti yang menghubungkan pria tersebut dengan kasus Kirk.
Bahkan, video lain menunjukkan pria kulit hitam yang ditangkap di lokasi berbeda ribuan kilometer dari Utah, namun dipalsukan seolah dialah pelaku.
Rekaman penembakan di kasino Reno, Nevada, pada Juli lalu juga disebarkan ulang dan diklaim sebagai insiden Kirk.
Seorang perempuan berusia 29 tahun dari Washington bahkan difitnah sebagai pelaku transgender, meski ia telah mengklarifikasi bahwa dirinya berada di Seattle saat kejadian dan fotonya digunakan tanpa izin.
Tajuk Media Direkayasa
Sejumlah meme gelap mengutip tajuk CNN palsu tahun 2021 yang menyebut Kirk pernah bercanda soal dirinya ditembak di Utah.
CNN menegaskan bahwa tajuk tersebut sepenuhnya rekayasa.
New York Times juga terseret dalam teori konspirasi akibat perbedaan penanggalan di hasil pencarian Google.
Tangkapan layar menunjukkan artikel kematian Kirk tayang 19 jam sebelum kejadian.
NYT menjelaskan bahwa artikel tersebut baru dipublikasikan setelah insiden, dan perbedaan waktu muncul karena pengaturan zona waktu di mesin pencari.
Chatbot AI Ikut Sebar Hoaks
Disinformasi tak hanya datang dari unggahan publik. Chatbot berbasis kecerdasan buatan juga ikut menyebarkan informasi keliru.
Bot milik Perplexity sempat menyebut kematian Kirk sebagai “skenario hipotetis” dan menyatakan ia masih hidup, bahkan menyebut pernyataan resmi Gedung Putih sebagai “rekayasa”.
Sementara Grok, chatbot milik xAI, sempat menyebarkan informasi bahwa seorang pria bernama Michael Mallinson telah ditahan polisi.
Namun, informasi itu kemudian dikoreksi karena salah tuduh. Grok juga keliru menyebut pernyataan resmi dari Turning Point USA, organisasi yang didirikan Kirk sebagai palsu.
Dalam tanggapannya kepada Reuters, Perplexity menyatakan tidak menjamin akurasi 100 persen dan menganggap isu ini sebagai prioritas pengembangan. Pihak xAI belum memberikan komentar resmi.
Di tengah simpang siur informasi, suasana haru menyelimuti Universitas Utah Valley.
Di lokasi penembakan, bunga-bunga diletakkan di sekitar gerbang kampus sebagai bentuk penghormatan terhadap Kirk, yang dikenal sebagai salah satu tokoh konservatif paling berpengaruh di Amerika Serikat.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.