Berita Nasional
7 Film Jepang Paling Ekstrem, Dilarang Tayang di Banyak Negara, Kamu Pernah Nonton?
Industri film Jepang dikenal berani menabrak batas dengan karya-karya artistik yang mendunia. Namun, di balik reputasi itu
Ringkasan Berita:
- Industri film Jepang dikenal berani menabrak batas, namun sejumlah karya ekstrem justru menuai larangan tayang di berbagai negara.
- Film seperti Imprint, Battle Royale, hingga In the Realm of the Senses dianggap terlalu brutal atau vulgar sehingga memicu kontroversi global.
- Meski dikecam, deretan film ini tetap menjadi legenda kontroversial yang menunjukkan sisi eksperimental sinema Jepang.
TRIBUNGORONTALO.COM – Industri film Jepang dikenal berani menabrak batas dengan karya-karya artistik yang mendunia.
Namun, di balik reputasi itu, ada sejumlah film yang dianggap terlalu ekstrem hingga menuai larangan tayang di berbagai negara.
Alasannya beragam, mulai dari kekerasan brutal, eksploitasi, hingga adegan vulgar yang dinilai melampaui batas wajar.
Berikut deretan film Jepang yang paling kontroversial dan masih jadi perbincangan hingga kini:
1. Fumiko’s Legs
Film ini mengisahkan seorang pria tua yang terobsesi pada kaki perempuan muda.
Ide ceritanya saja sudah dianggap menyimpang, ditambah eksekusi visual yang eksplisit dan mengganggu.
Baca juga: Bocah Usia 6 Tahun Roy Rasdy Rusli di Minahasa Sulut Hilang Misterius, Pencarian Belum Ada Hasil
Banyak kritikus menilai film ini melampaui etika perfilman dan terlalu provokatif untuk konsumsi publik.
2. Imprint
Disutradarai oleh Takashi Miike, Imprint dikenal karena kekerasannya yang ekstrem.
Adegan penyiksaan fisik dan seksual dianggap tidak manusiawi.
Film ini bahkan sempat ditolak oleh jaringan televisi besar di Amerika Serikat karena terlalu brutal.
3. Emperor Tomato Ketchup
Meski dibuat dalam format hitam putih klasik, film ini menimbulkan kontroversi besar.
Adegan eksplisit yang melibatkan anak-anak membuatnya dikecam keras.
Pemerintah sejumlah negara langsung melarang peredarannya karena dianggap melanggar norma kemanusiaan.
4. Audition
Film horor psikologis karya Takashi Miike ini melegenda karena adegan sadisnya yang begitu nyata.
Saat tayang perdana di festival internasional, beberapa penonton dilaporkan pingsan.
Ceritanya tentang seorang pria yang mencari istri lewat audisi palsu, namun bertemu perempuan dengan sisi kelam dan sadis.
5. Battle Royale
Dirilis tahun 2000, Battle Royale mengisahkan siswa SMP yang dipaksa pemerintah saling membunuh hingga tersisa satu orang.
Tema kontroversial ini memadukan kekerasan ekstrem dengan kritik sosial terhadap sistem pendidikan dan kontrol negara.
Walau sempat dilarang, film ini diakui sebagai pelopor genre survival modern dan menginspirasi karya populer seperti The Hunger Games.
6. Grotesque
Film ini mengisahkan pasangan muda yang diculik oleh seorang dokter psikopat. Adegan mutilasi dan penyiksaan ditampilkan sangat realistis.
Pemerintah Inggris resmi melarang penayangannya karena dianggap tidak memiliki nilai artistik selain kekerasan ekstrem.
7. In the Realm of the Senses
Diangkat dari kisah nyata hubungan obsesif, film ini menampilkan eksplorasi seksual vulgar yang berujung tragis.
Karena terlalu eksplisit dan berdarah, film ini sempat disita pemerintah Jepang dan hanya bisa diputar terbatas di luar negeri.
Meski menuai kecaman, film-film ini menjadi bukti keberanian sineas Jepang mengeksplorasi sisi gelap manusia.
Sebagian penonton menganggapnya seni yang jujur dan menantang moralitas sosial, sementara yang lain menilai sebagai eksploitasi tak pantas.
Fenomena ini menunjukkan bahwa sinema Jepang bukan hanya soal romansa atau anime, tetapi juga ruang eksperimental yang mendorong batas ekspresi hingga titik ekstrem.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Ilustrasi-pasangan-menonton-film.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.