Berita Viral

Fakta di Balik Sumber Air Pabrik AQUA Ternyata Bukan Dari Mata Air Pengunungan, Melainkan Sumbur Bor

Diketahui bahwa air kemasan yang selama ini diklaim berasal dari ''mata air pegunungan'' ternyata diambil dari sumbur bor dalam.

Tangkap Layar X
BERITA VIRAL -- Dunia industri air mineral yang saat ini tengah diguncang kabar mengejutkan. Dimana dalam inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik Aqua di Kabupateng Subang, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau yang biasa disapa KDM menemukan fakta yang tak terduga. 

Ia menyoroti area yang menurutnya rawan longsor, dan mengaitkannya dengan aktivitas industri di kawasan pegunungan.

Ia menyebut bahwa kondisi alam di wilayah seperti itu perlu dijaga agar tidak menimbulkan dampak ekologis yang lebih besar.

Saat sampai di titik pengambilan air, KDM tampak terkejut mengetahui bahwa sumber air pabrik bukan berasal dari mata air permukaan, melainkan dari sumur bor dalam.

“Oh ini airnya dibor? Saya kira air permukaan, air dari mata air. Ternyata bukan dari mata air, tapi dari sumur pompa dalam,” ucap KDM.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Turun Tajam! Antam Nyaris Anjlok Rp200 Ribu, Cek UBS dan Galeri24 di Pegadaian

Pihak pabrik kemudian menjelaskan bahwa proses pengambilan air dilakukan dengan sistem sumur bor menggunakan teknologi pompa, dengan kedalaman mencapai 100 hingga 130 meter.

Penjelasan itu disampaikan untuk menjawab pertanyaan KDM tentang alasan penggunaan sumur dalam.

“Semua air bawah tanah, Pak. Karena memang kualitas yang paling bagus itu yang paling dalam,” terang seorang staf pabrik.

Dedi Mulyadi tampak mendengarkan penjelasan tersebut dengan saksama.

Namun, ia menyoroti persoalan lain yang menurutnya lebih penting, yakni dampak lingkungan dari aktivitas pengambilan air dalam skala besar.

Ia mengaitkan praktik industri semacam itu dengan perubahan tata air dan munculnya bencana ekologis di wilayah sekitar.

“Dulu daerah seperti Kasomalang Subang tidak pernah banjir, sekarang sering. Ini menandakan ada persoalan lingkungan serius yang harus segera dibenahi,” ujarnya.

Ia kemudian melanjutkan peninjauan hingga ke area belakang pabrik.

Di sana, KDM kembali menyoroti kondisi lahan yang terlihat gundul dan rawan longsor.

Menurutnya, kerusakan alam di kawasan pegunungan tidak bisa dilepaskan dari aktivitas industri, baik akibat penebangan pohon maupun pengambilan air tanah secara berlebihan.

Selain soal lingkungan, KDM juga menyoroti aspek ekonomi dari operasional perusahaan air mineral tersebut.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved