Kasus Puskes Sipatana

Ambulans Dipersoalkan Keluarga Pasien, Kapus Sipatana Gorontalo Minta Maaf, Sebut Ada Miskomunikasi

Kepala Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo, Rita Bambang, memberikan klarifikasi terkait polemik ambulans yang disebut tidak tersedia

|
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga
PASIEN MENINGGAL -- Kolase foto Kepala Puskesmas Sipatana, Rita Bambang dan mobil ambulans. Rita menjelaskan polemik peminjaman ambulans yang disesalkan keluarga pasien. 
Ringkasan Berita:
  • Kepala Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo, Rita Bambang, menjelaskan polemik peminjaman ambulans
  • Rita Bambang akui ada miskomunikasi antara pihak Puskesmas Sipatana dan keluarga pasien
  • Havid S Duto meninggal dunia saat dirujuk ke RSUD Aloei Saboe

 

TRIBUNGORONTALO.COM – Kepala Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo, Rita Bambang, memberikan klarifikasi terkait polemik ambulans yang disebut tidak tersedia saat pasien hendak dirujuk ke rumah sakit. 

Ia menegaskan, pihaknya tidak menolak memberikan fasilitas, namun saat itu sopir ambulans sedang mengikuti pertandingan bola voli dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN).

“Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main voli. Sebenarnya ini hanya miskomunikasi,” ujar Rita kepada TribunGorontalo.com, pada Selasa (18/11/2025).

Rita menjelaskan, keluarga pasien yang meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) hanya meminta peminjaman ambulans tanpa membawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Sipatana terlebih dahulu.

Padahal, menurutnya, UGD memiliki fasilitas dasar seperti oksigen dan infus untuk penanganan awal sebelum dirujuk ke rumah sakit.

“Seharusnya pasien dibawa dulu ke UGD. Ada dokter dan perawat yang siap melakukan stabilisasi sesuai SOP rujukan,” jelasnya.

Rita menegaskan bahwa SOP peminjaman ambulans tidak ada, yang berlaku adalah SOP rujukan pasien.

Dalam prosedur tersebut, pasien harus terlebih dahulu ditangani di puskesmas, kemudian dilakukan komunikasi dengan rumah sakit tujuan melalui sistem SBAR.

Meski demikian, Rita menyebut dalam kondisi darurat pihaknya tetap bisa mengambil kebijakan untuk meminjamkan ambulans, termasuk dengan sopir alternatif, asalkan ada komunikasi jelas dengan pihak puskesmas.

“Kalau ada komunikasi ke saya, pasti kami bantu. Orang sehat saja kami bantu, apalagi orang sakit,” tegasnya.

Baca juga: Warga Gorontalo Meninggal saat Dilarikan ke RS, Kapus Sipatana Sesalkan Pasien Tak Dibawa ke UGD

Kapus Ungkap Permintaan Maaf

Rita mengakui adanya euforia kegiatan olahraga yang membuat sopir ambulans tidak berada di tempat.

Ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak berarti pelayanan pasien diabaikan.

“Tidak benar kalau kami lebih mementingkan pertandingan voli daripada pasien. Saya mohon maaf kepada keluarga atas miskomunikasi ini. Kami pelayan publik, tetap harus siap,” katanya.

Rita menambahkan, jika pasien datang langsung ke puskesmas, maka penanganan darurat pasti dilakukan. Ia juga memastikan bahwa dalam kondisi darurat, pasien tetap menjadi prioritas utama.

“Pasien tetap didahulukan, karena ini menyangkut nyawa,” tutupnya.

Awal Polemik

PASIEN MENINGGAL -- Kolase foto depan Puskesmas Sipatana dan keluarga Havid S Duto. Kapus Sipatana menyesalkan keluarga tak membawa Havid ke UGD sebelum dirujuk ke RS.
PASIEN MENINGGAL -- Kolase foto depan Puskesmas Sipatana dan keluarga Havid S Duto. Kapus Sipatana menyesalkan keluarga tak membawa Havid ke UGD sebelum dirujuk ke RS. (Kolase TribunGorontalo.com)

Havid S Duto, pria berusia 41 tahun, meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) saat dilarikan ke RSUD Aloei Saboe menggunakan mobil taksi.

Keluarga awalnya berencana menggunakan ambulans Puskesmas Sipatana. Namun, kendaraan tersebut tidak tersedia karena sopir sedang mengikuti pertandingan bola voli dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.

Akhirnya, keluarga terpaksa menggunakan mobil taksi berbayar untuk membawa Havid ke rumah sakit.

Risnawati Duto, sepupu korban, menyesalkan lambannya penanganan terhadap Havid.

Ia mengungkapkan bahwa sopir ambulans lebih mementingkan pertandingan olahraga daripada membawa pasien ke rumah sakit.

“Ambulans tidak bisa diharapkan. Sopirnya justru lebih mementingkan pertandingan voli,” ujarnya di rumah duka.

 

(TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga/*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved