Wisata Gorontalo
Daya Tarik Wisata Santorini Gorontalo Menurun, Banyak Pedagang Gulung Tikar
Kawasan Talumolo Rindang dan Indah, yang dikenal sebagai Santorini Gorontalo, dulunya merupakan salah satu destinasi wisata populer
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Kawasan Talumolo Rindang dan Indah, yang dikenal sebagai Santorini Gorontalo, dulunya merupakan salah satu destinasi wisata populer di Kota Gorontalo.
Namun daya tarik wisata ini mulai menurun. Hal ini terlihat dari semakin sepinya aktivitas dan banyaknya pedagang yang menutup lapak mereka, Minggu (26/10/2025).
Santorini Gorontalo menawarkan panorama unik berupa pertemuan Sungai Bone dan Sungai Bolango di muara, dengan latar pegunungan yang membentang di depan dan belakang kawasan.
Fasilitas tempat duduk yang tersedia membuat pengunjung betah bersantai menikmati suasana.
Terletak di Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, kawasan ini membentang di tepi Sungai Bone sepanjang 1,2 kilometer, dari Jembatan Talumolo hingga ke arah selatan menuju Pelabuhan Gorontalo.
Akses ke lokasi cukup mudah, bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, meski kendaraan besar dibatasi karena tinggi pintu masuk hanya 2,5 meter.
Pada masa awal pembukaan, Santorini menjadi magnet baru bagi warga kota untuk berwisata di sore hari. Deretan pedagang makanan dan minuman berjejer di sepanjang tanggul, menjadikan tempat ini ramai setiap akhir pekan.
Namun kini, suasananya jauh berbeda. Berdasarkan pantauan TribunGorontalo.com, aktivitas di kawasan Santorini mulai sepi. Baik siang, sore, maupun malam hari, hanya terlihat aktivitas warga yang tinggal di sekitar kawasan, serta para nelayan yang biasa bersandar di sana.
Hal ini juga diakui oleh Andi Maipe, warga setempat yang sejak awal menyaksikan perkembangan kawasan tersebut.
“Sudah tidak seperti dulu,” ungkap Andi.
Baca juga: Akademisi Gorontalo Sebut Sistem Satu Arah Jalan HB Jassin sebagai Langkah Strategis Atasi Kemacetan
Ia mengenang masa ketika kawasan ini ramai oleh pengunjung dan pedagang kaki lima.
“Ramai, banyak orang jualan di sini,” kenangnya.
Kini, banyak usaha jualan yang telah tutup. Hanya beberapa pedagang yang masih bertahan. Menurut Andi, Santorini kalah pamor dibandingkan beberapa spot wisata pantai lain di Kota Gorontalo yang kini lebih diminati masyarakat.
Selain sepi pengunjung, beberapa fasilitas di kawasan juga mulai rusak. Tulisan pelengkap di papan nama “Santorini” terlihat tercopot sebagian. Menurut Andi, hal itu disebabkan oleh ulah anak-anak.
“Anak-anak, kalau orang dewasa tidak ada,” ujarnya.
Masalah lain yang menjadi perhatian warga adalah aktivitas minum-minuman keras di area tersebut. Beberapa kali warga menemukan botol minuman berserakan di tepi tanggul.
“Di beberapa bagian kawasan pernah dijumpai orang minum, juga ada botol-botol yang ditemukan,” katanya.
Kekhawatiran warga pun meningkat, terutama jika pengunjung dari luar datang dan menimbulkan keributan.
“Kami di sini khawatir, jangan sampai ada masalah dengan orang luar, nanti kami yang kena dampaknya,” lanjut Andi.
Meski demikian, ia bersyukur karena pihak kepolisian kini rutin melakukan patroli dan pengamanan di kawasan tersebut.
(TribunGorontalo.com/Herjianto Tangahu)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Suasana-kawasan-wisata-Santorini-di-Kelurahan-Talumolo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.