Pemkab Gorontalo

2 Desa di Kabupaten Gorontalo Didorong Rachmat Gobel jadi Sentra Komoditas Pisang dan Kacang Tanah

Desa asal Kabupaten Gorontalo itu adalah Desa Toyidito, Kecamatan Pulubala, dan Tilihuwa, Kecamatan Limboto.

Penulis: Fadri Kidjab | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Fajri Kidjab, TribunGorontalo.com
DESA MANDIRI -- Rachmat Gobel dan Bupati Gorontalo foto bersama sejumlah warga Desa Toyidito, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Rabu (29/10/2025). (Sumber Foto: TribunGorontalo.com/Fajri A. Kidjab) 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Dua menjadi desa binaan Rachmat Gobel.

Desa asal Kabupaten Gorontalo itu adalah Desa Toyidito, Kecamatan Pulubala, dan Desa Tilihuwa, Kecamatan Limboto.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menginisiasi penguatan kemandirian desa sebagai kunci utama menuju kemakmuran daerah.

Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan reses di Desa Toyidito, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, pada Rabu (29/10/2025).

Dalam sambutannya, Rachmat Gobel menegaskan bahwa bantuan pemerintah bukanlah tujuan akhir, melainkan modal awal untuk membangun desa yang mandiri dan sejahtera.

“Kita dapat bantuan, kita bersyukur, tapi bukan sampai di situ. Bantuan itu adalah modal untuk menuju kepada kemandirian desa,” ujarnya di hadapan puluhan warga.

Ia menyoroti kondisi Gorontalo yang selama ini masih masuk dalam daftar provinsi termiskin di Indonesia.

Menurutnya, hal ini harus menjadi pemicu untuk melakukan perubahan nyata, terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi desa.

“Sejak provinsi ini terbentuk, selalu kita miskin melulu. Padahal tanah kita subur dan luas. Harusnya bisa menghasilkan nilai tambah,” tegasnya.

Pria akrab disapa RG itu juga menyinggung inisiatifnya mengembangkan Desa Toyidito dan Tilihuwa sebagai desa agrowisata berbasis komoditas pisang dan kacang tanah.

Gagasan ini berawal dari pengalamannya saat membeli kue Lebaran di Menara Pakaya, di mana ia menemukan kacang khas Tilihuwa yang dijual oleh seorang ibu dan anaknya.

“Saya beli semua kacangnya, lalu saya tanya, ‘Ini dari mana?’ Dijawab, ‘Dari Tilihuwa.’ Sejak itu saya tertarik mengangkat potensi desa ini,” ungkapnya.

Program agrowisata ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi desa berbasis produk lokal, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah.

RG menilai potensi lokal seperti kacang Tilihuwa memiliki nilai strategis yang perlu diangkat, dibandingkan mengikuti tren komoditas lain yang tidak memberikan nilai tambah signifikan bagi petani.

 “Konsepnya adalah menjadikan desa benar-benar desa kacang. Jangan dirubah jadi jagung. Kita ikut-ikutan semua, jagung-jagung sampai enggak ada nilainya,” ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved