Pemkab Gorontalo Utara

Bupati Gorontalo Utara Ajak PT GCL Kendalikan Inflasi Melalui Gerakan Agro Mopomulo

Penulis: Efriet Mukmin
Editor: Fadri Kidjab
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AGRO MOPOMULO - Bupati Thariq Modanggu (mengenakan pakaian karawo) didampingi Wabup Nurjanah Hasan Yusuf sedang melakukan Penandatangan kesepakatan bersama antara Pemkab Gorontalo Utara dengan PT Gorontalo Citra Lestari. Pemkab Gorut mengajak PT GCL kendalikan inflasi melalui gerakan Agro Mopomulo. (Sumber Foto: Istimewa)

TRIBUNGORONTALO.COM – Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara dan PT Gorontalo Citra Lestari (GCL) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memulai Gerakan Agro Mopomulo. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif kedua pihak untuk mengendalikan inflasi pada tahun 2025.

Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu, dan General Manager PT GCL, Wahyu Subagyo, di lokasi Ritual Mandi Safar, Desa Buata, Kecamatan Atinggola, Rabu (20/8/2025).

Melalui kerja sama ini, ribuan hektar lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT GCL akan dimanfaatkan untuk pertanian. 

Tujuannya ganda – meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus menekan laju inflasi.

Bupati Thariq menjelaskan bahwa kerja sama ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian teknis (PKS) untuk memastikan pelaksanaannya berjalan lancar. 

Sebagai langkah awal, PT GCL akan membuka lahannya bagi petani untuk menanam komoditas strategis seperti cabai dan tomat. Secara khusus, di wilayah Atinggola, para petani akan fokus membudidayakan tanaman aren.

Bupati Thariq menilai momentum penandatanganan MoU ini sangat tepat karena bertepatan dengan tradisi Mandi Safar, yang memiliki makna "Mopomulo" atau menanam.

“Ini bukan sekadar program sisipan, tetapi momentum yang sangat pas. Ini adalah hal yang tepat," ujar Thariq.

Bupati juga mengapresiasi PT GCL yang tidak hanya menyediakan lahan, tetapi juga sumur untuk pengairan. 

"Tinggal bagaimana formulasi teknis dilakukan oleh Dinas Tanaman Pangan yang berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa, mulai dari penyediaan bibit hingga pemeliharaannya,” tutup Thariq. (*)