Human Interest Story

Kisah Deasinta Rian Hepat, Guru Ngaji Tulus yang Tak Pernah Menghitung Upah

Penulis: Jefry Potabuga
Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GURU NGAJI DI KOTA GORONTALO--Deasinta Rian Hepat berusia 29 tahun merupakan warga Kelurahan Heledulaa Kecamatan Kota Timur yang menjadi guru ngaji di TPQ Al-Marhamah Kelurahan Dulalowo Timur, Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, Kamis (31/72025). Foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga.

Diketahui ada sebanyak 401 guru ngaji dari 203 TPQ di Kota Gorontalo yang belum menerima gaji dari Maret 2025.

Saat Tribun Gorontalo melakukan konfirmasi k Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Gorontalo, Soekamto Mooduto menjelaskan keterlambatan ini disebabkan karena gaji para guru ngaji telah dipindahkan.

Sebelumnya gaji para guru dibayar oleh kelurahan masing-masing.

Namun sejak memasuki tahun 2025 dialihkan ke bagian Kesra Kota Gorontalo.

"Sehingga kami harus memasukan gaji guru ngaji di anggaran perubahan," ungkapnya saat ditemui Tribun Gorontalo, Kamis, (31/7/2025).

Untuk proses penganggaran sendiri memakan waktu cukup panjang.

Saat ini proses anggaran perubahan masih akan diajukan ke Pemerintah Provinsi Gorontalo.

"Kemungkinan Agustus 2025 ini, karena saat ini masih berproses," bebernya.

Ia menegaskan gaji para guru ngaji ini tidak ditahan di bagian Kesra namun terkendal oleh banyak dokumen yang harus dipenuhi.

"Saya tegas kami tidak pernah menahan gaji para guru ngaji tapi memang semua butuh proses," tegasnya.

Ia menyebutkan untuk gaji guru ngaji Rp350 ribu per bulan.

Jika dikalkulasikan maka pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp140.350 ribu khusus untuk guru ngaji.

Tak hanya guru ngaji para imam juga hingga kini belum menerima upah karena masih dalam proses penganggaran.

Soekamto memastikan gaji para guru ngaji dan imam di Kota Gorontalo akan dibayarkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Ia juga berharap agar para guru ngaji dan imam bersabar menunggu gaji mereka tersebut.(*)