TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kisah Inspiratif guru ngaji di TPQ Al-Marhamah Kelurahan Dulalowo Timur, Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.
Deasinta Rian Hepat berusia 29 tahun merupakan warga Kelurahan Heledulaa Kecamatan Kota Timur yang menjadi guru ngaji dengan gaji seadanya.
Saat ditemui Tribun Gorontalo di tempat pengajian, Kamis (31/7/2025) Dea menceritakan alasan ia mau jadi guru ngaji.
Dea menjelaskan ia menjadi guru ngaji tulus untuk mengajar anak-anak paham Al-Quran.
"Saya awalnya itu diminta kalau mau jadi guru ngaji, karena memang niat saya juga tulus mengajar anak-anak terlepas berapa pun gajinya saya tetap mau," ungkapnya kepada Tribun Gorontalo.
Dea sendiri menjadi guru ngaji dari tahun 2022. Dea mengaku menerima upah tiga bulan dalam sekali sebesar Rp350 ribu.
Upah itu dirasa cukup sebab selain sebagai guru ngaji ia juga bekerja di Galeri Pengantin.
"Selain di sini saya juga ada pekerjaan lain yang bisa menopang kebutuhan saya sehari-hari," terangnya.
Sehingga Dea akan membagi waktu, Senin sampai Kamis dari pukul 16.00 hingga 17.30 Wita ia mengajar.
Sementara hari Sabtu dan Minggu ia akan bekerja di Galeri Pengantin.
"Kalau pesta itu hari Sabtu dan Minggu jadi pas. Senin sampai Kamis saya di sini," ujarnya.
Untuk siswa yang belajar Al-Quran sebanyak 30 lebih anak-anak.
Dea tak sendiri ia bersama satu rekannya Umi Salam Yunus seorang mahasiswi menjadi pengajar di tempat tersebut.
Dea sangat senang mengajar Al Qur'an pada anak-anak bagi dia mengajar bukan hanya mentransfer ilmu tetapi juga menambah pahala.
"Senang rasanya bisa berinteraksi dengan anak-anak dan membimbing mereka," kata Dea.
Diketahui ada sebanyak 401 guru ngaji dari 203 TPQ di Kota Gorontalo yang belum menerima gaji dari Maret 2025.
Saat Tribun Gorontalo melakukan konfirmasi k Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Gorontalo, Soekamto Mooduto menjelaskan keterlambatan ini disebabkan karena gaji para guru ngaji telah dipindahkan.
Sebelumnya gaji para guru dibayar oleh kelurahan masing-masing.
Namun sejak memasuki tahun 2025 dialihkan ke bagian Kesra Kota Gorontalo.
"Sehingga kami harus memasukan gaji guru ngaji di anggaran perubahan," ungkapnya saat ditemui Tribun Gorontalo, Kamis, (31/7/2025).
Untuk proses penganggaran sendiri memakan waktu cukup panjang.
Saat ini proses anggaran perubahan masih akan diajukan ke Pemerintah Provinsi Gorontalo.
"Kemungkinan Agustus 2025 ini, karena saat ini masih berproses," bebernya.
Ia menegaskan gaji para guru ngaji ini tidak ditahan di bagian Kesra namun terkendal oleh banyak dokumen yang harus dipenuhi.
"Saya tegas kami tidak pernah menahan gaji para guru ngaji tapi memang semua butuh proses," tegasnya.
Ia menyebutkan untuk gaji guru ngaji Rp350 ribu per bulan.
Jika dikalkulasikan maka pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp140.350 ribu khusus untuk guru ngaji.
Tak hanya guru ngaji para imam juga hingga kini belum menerima upah karena masih dalam proses penganggaran.
Soekamto memastikan gaji para guru ngaji dan imam di Kota Gorontalo akan dibayarkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Ia juga berharap agar para guru ngaji dan imam bersabar menunggu gaji mereka tersebut.(*)