4 Izin Tambang Dicabut, PT Gag Nikel Tetap Beroperasi di Raja Ampat dengan Pengawasan Khusus

Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENCITRAAN SATELIT -- Potret Pulau di Raja Ampat yang kini ditambang hingga menimbulkan polemik.

Menanggapi keberlanjutan operasi PT Gag Nikel, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa tambang di Pulau Gag akan diawasi secara khusus.

"Sekalipun Gag (PT Gag Nikel) kita tidak cabut, atas perintah Presiden, kita mengawasi khusus dalam implementasinya. Jadi, Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) harus ketat, reklamasinya harus ketat, tidak boleh merusak terumbu karang. Jadi betul-betul kita akan awasi habis terkait dengan urusan di Raja Ampat,” ujar Bahlil dalam keterangannya, Selasa pagi.

Namun, Profesor Yusthinus T Male, guru besar logam berat dari Universitas Pattimura, Ambon, meminta agar dilakukan penelitian lebih mendalam dan independen mengenai dampak lingkungan di kawasan tersebut.

Ia menuturkan, pekatnya sedimen di pesisir Pulau Gag menjadi indikasi awal perubahan lingkungan.

Penelitian harus melibatkan analisis kimia untuk mengetahui kadar pencemaran ion logam terlarut.

Yusthinus menekankan pentingnya tim peneliti yang independen, tanpa intervensi kekuasaan atau oligarki, untuk memastikan hasil yang objektif.

Ia pernah mengingatkan bahaya penambangan nikel di pulau-pulau kecil karena sedimen yang mengandung logam berat, khususnya nikel (Ni), sangat berbahaya bagi terumbu karang dan mematikan larva karang, bahkan lebih beracun dari tembaga.

Mengingat laut adalah sumber utama protein bagi penduduk setempat, diperlukan penelitian tentang risiko jangka panjang polutan logam berat terhadap rantai makanan dan ekosistem perairan. (*)