TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Jelang Idul Adha 1446 Hijriah atau tahun 2025 permintaan sapi kurban malah mengalami penurunan.
Hal itu terjadi di salah satu lapak penjualan sapi di Bulota Daa Timur, Kecamatan Kota Sipatana, Kota Gorontalo.
Para pedagang pun mulai resah dengan adanya hal ini.
"Tidak ada peningkatan, justru menurun dari pada tahun lalu," ungkap I Wayan Ranawa, penjual sapi di Kota Gorontalo kepada Tribun Gorontalo.com, Kamis (15/5/2025).
Kata I Wayan hal ini berbanding terbalik dari tahun 2024 di mana ditahun itu, sapi miliknya sudah ludes terjual bahkan sejak satu bulan sebelum lebaran.
Baca juga: 3 Kapolsek di Gorontalo Kota Resmi Berganti, Ini Nama-namanya
Dirinya pada saat itu hanya tinggal menjaga sapi-sapi itu untuk di antarkan pada saat hari H ke pembeli.
"Tahun lalu habis ini, semua sudah pesanan orang saya tinggal kasih makan dan antar di hari H," jelasnya.
Namun, berbeda di tahun 2025 ini, sapi milik I Wayan bahkan baru terjual beberapa ekor saja.
"Ini saja baru dua yang laku dari dua belas ekor," terangnya.
Namun, meskipun begitu, I Wayan tetap menunggu dengan sabar pembeli sapi.
Baca juga: 8 Bansos Bakal Cair di Bulan Mei 2025 Lengkap Besarannya, Cek Penerimanya Lewat Handphone
Sebab kata I Wayan walaupun keesokan harinya sudah lebaran, masih ada pembeli yang datang ke lapaknya.
"Iya, H-1 itu kalau tahun lalu masih ada yah datang untuk membeli sapi," tegasnya.
Menurut I Wayang penurunan jumlah pembeli sapi ini sudah sejak Ramadan.
Dirinya pun hingga saat ini bingung dengan penurunan jumlah ini.
"Permintaan kurang," katanya.
Baca juga: Megawati Singgung Polemik Ijazah Jokowi, Projo Pasang Badan
Harga sapi di tempatnya dipatok dari Rp14,5 juta hingga Rp25 juta.
Harga ini bervariasi tergantung berat dan ukuran sapi.
Semakin besar dan gemuk sapi itu maka harganya akan semakin naik.
"Harganya bervariasi kalau saya yang jual, ya keutungan biasa saya dapat sejuta ada juga lima ratus ribu, Alhamdulillah lah," terangnya.
Sapi yang dijual I Wayan ini pun diambilnya dari beberapa wilayah di Gorontalo seperti Pulubala, Bongomeme dan Tapa.
Sapi-sapi itu dipelihara I Wayan selama 10 bulan.
Baca juga: Polemik Ijazah Jokowi Tuai Komentar Megawati: Menunjukkan Ijazah ke Publik Saja Susah
"Saya tinggal ditelepon orang yang menjual, kalau saya lihat bagus saya ambil," jelasnya.
Di kandangnya sendiri, beroperasi setiap hari, dari pagi sampai malam, buka untuk orang yang berminat datang.
Pantauan TribunGorontalo.com, Kamis (15/5/2025) sapi-sapi itu dijualnya di halaman rumahnya.
Terdapat dua orang karyawan yang membantu I Wayan dalam memberi makan para sapi.
Ia sering memberi makan sapi dua kali dalam sehari, itu dilakukan secara teratur.
Baca juga: Universitas Ichsan Gorontalo Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Hingga Juli 2025: Target 1000 Orang
Makanannya pun dari hasil tanam sendiri, seperti rumput gajah, batang pisang yang sudah dipotong-potong dan ditambah dedak (konga).
Wayan berharap sapi-sapinya cepat terjual untuk lebaran Idul Adha tahun ini.
(TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga)