Reporter: Mawar Hardiknas Tasya Datunsolang, Mahasiswa Magang
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Mahasiswa dan Pemuda Gorontalo ngotot Bank SulutGo (BSG) harus 'ditendang' dari Gorontalo.
Hal itu adalah tuntutan mahasiswa dan pemuda dari berbagai perguruan tinggi di Gorontalo.
Dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Kantor Wilayah Bank SulutGo di Jalan Nani Wartabone, Rabu (16/4/2025), massa membawa pesan keras.
Mereka mendesak pemindahan dana dan saham dari Bank SulutGo.
Mereka juga menolak terhadap segala bentuk lobi-lobi politik dari pihak bank kepada kepala daerah.
Baca juga: 30 Pedemo Bakar Ban di Depan Kanwil Bank SulutGo, Sebut BSG tak Layak di Gorontalo
Yasmin Dalanggo (23), Koordinator Lapangan Forum Pemuda Gorontalo, menyatakan bahwa BSG dinilai tidak memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan Gorontalo.
“Hari ini BSG seakan-akan tutup mata dan telinga. Ada lobi-lobi politik yang dilakukan oleh pihak bank terhadap pimpinan daerah agar saham tidak ditarik. Kami datang menolak itu,” tegas Yasmin.
Ia menambahkan bahwa kehadiran Bank SulutGo di Provinsi Gorontalo hanya menyisakan kekecewaan.
Padahal, Gorontalo memiliki saham yang cukup besar di BSG. Jumlah itu tak sedikit kata dia.
Namun representasi dan manfaat yang dirasakan masyarakat dinilai minim.
“Kami mendukung penuh sikap pimpinan daerah yang ingin memindahkan dana dari BSG. Jangan karena ada lobi politik, kemudian niat itu dilunakkan,” ujarnya.
Peserta aksi kebanyakan berasal dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo.
Mereka menilai keputusan-keputusan penting di tubuh BSG sangat timpang dan tak melibatkan perwakilan dari Gorontalo.
“Aksi ini murni bentuk kekecewaan kami. Dari hasil rapat luar biasa di Manado, semua komisaris berasal dari sana. Tidak ada satu pun dari Gorontalo, padahal kita punya saham,” ujar seorang mahasiswa peserta aksi.
Baca juga: Bank SulutGo Berpotensi Kehilangan Dana Rp1,5 Triliun dari RKUD Pemkab Gorontalo
Menggunakan tagar “Boikot BSG”, massa mendesak agar seluruh kepala daerah di Gorontalo bersikap tegas dan tidak tergoda bujukan politik.
Mereka bahkan mengancam akan melakukan aksi lanjutan jika pemerintah tak segera mengambil keputusan konkrit.
Jumlah Saham
Pemerintah daerah di Provinsi Gorontalo tercatat sebagai pemegang saham signifikan di Bank SulutGo (BSG).
Meski persentasenya tidak sebesar Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, kontribusi Gorontalo melalui penyertaan modal tetap menjadi bagian penting dalam struktur kepemilikan bank tersebut.
Berdasarkan data dikutip dari laman resmi Bank SulutGo pada 16 April 2025, total saham yang dimiliki seluruh pemerintah daerah di Gorontalo mencapai Rp 235,1 miliar.
Jumlah ini rupanya setara dengan 18,65 persen dari total saham Bank SulutGo yang mencapai Rp 1,2 Triliun.
Penyertaan modal terbesar berasal dari Pemerintah Provinsi Gorontalo sebesar Rp 72,9 miliar (5,79 persen).
Disusul oleh Pemkab Boalemo dengan Rp 48,1 miliar (3,82 persen), serta Pemkot Gorontalo sebesar Rp 34 miliar (2,70 persen).
Sementara pemerintah kabupaten lainnya seperti Gorontalo, Pohuwato, Bone Bolango, dan Gorontalo Utara masing-masing juga berkontribusi meskipun dengan jumlah lebih kecil.
Berikut ini adalah rincian besaran saham dari masing-masing pemda di Gorontalo:
1.Pemprov Gorontalo – Rp 72.978.500.000 (5,79 persen )
2.Pemkab Boalemo – Rp 48.161.200.000 (3,82 persen )
3.Pemkot Gorontalo – Rp 34.024.300.000 (2,70 persen )
4.Pemkab Gorontalo – Rp 25.838.600.000 (2,05 persen )
5.Pemkab Gorontalo Utara – Rp 22.699.600.000 (1,80 % )
6.Pemkab Pohuwato – Rp 18.458.500.000 (1,46 % )
7.Pemkab Bone Bolango – Rp 13.015.400.000 (1,03 % )
Konflik Usai RUPS 2025: Punya Saham Tapi Tak Diberi Ruang
Besarnya penyertaan modal Gorontalo ternyata tidak sebanding dengan porsi representasi dalam jajaran pengurus Bank SulutGo.
Hal ini mencuat usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2025 yang digelar secara tertutup di Kantor Pusat BSG, Manado, Rabu (9/4/2025).
Dalam RUPS tersebut, tidak satu pun nama dari Gorontalo masuk dalam jajaran komisaris baru BSG.
Hal ini memicu reaksi keras dari sejumlah kepala daerah di Gorontalo, termasuk Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea dan Bupati Gorontalo Sofyan Puhi.
Keduanya menyatakan akan menarik seluruh dana pemerintah daerah dari BSG, termasuk dana penyertaan modal.
Langkah ini juga didukung oleh Pemkab Boalemo. Jika benar-benar dilakukan, potensi penarikan lebih dari Rp 235 miliar tersebut akan menjadi preseden besar dalam hubungan keuangan antar daerah pemegang saham Bank SulutGo.(*)