Selain soal penawaran kursi, Adhan juga menyampaikan langsung kepada pihak BSG rasa kecewanya terhadap sikap manajemen selama ini.
Menurutnya sikap mereka kurang menghargai Gorontalo sebagai salah satu pemegang saham.
“Masalahnya bukan cuma soal hasil RUPS, tapi lebih dalam, soal penghargaan terhadap masyarakat Gorontalo. Saya sampaikan langsung, ini bentuk pelecehan,” tegas Adhan.
Ia menutup pernyataannya dengan mengatakan bahwa seluruh opsi masih terbuka, namun semua akan melalui proses evaluasi yang mendalam.
Fokus utama tetap pada kepentingan dan kebermanfaatan bagi keuangan daerah.
Perlu diketahui bahwa polemik soal BSG mencuat pasca hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BSG tidak sesuai keingingan sejumlah pejabat daerah.
Hal itu lantaran seluruh kursi direksi maupun komisari BSG diisi oleh orang-orang Sulawesi Utara (Sulut).
(*)