“China mungkin punya lebih banyak alternatif dibanding AS, mengingat besarnya volume impor AS dari China.”
Sementara itu, Zhang Zhiwei, Presiden Pinpoint Asset Management, menilai bahwa kedua negara kini berada di titik jenuh dalam eskalasi tarif.
“Ini mungkin akhir dari babak saling menaikkan tarif. Kini fokusnya adalah mengevaluasi dampaknya terhadap perekonomian kedua negara,” katanya.
Namun, hingga saat ini belum ada sinyal positif bahwa kedua negara akan segera duduk bersama untuk meredakan ketegangan.
Dengan rantai pasok global yang sudah tertekan sejak pandemi dan krisis energi, kelanjutan konflik ini berpotensi memperburuk ketidakpastian ekonomi global.(*)