"Barang-barang hancur, baju habis dimakan tikus.
Sementara penyakit gatal-gatal menyerang anak-anak akibat air yang kotor," terangnya.
Sementara itu Siswati yang mewakili suara warga sekitar mengaku pemerintah sudah datang melakukan survei. Juga meminta data warga hingga mengumpulkan KTP dan KK. Namun, realisasi bantuan belum pernah mereka rasakan.
"Ada sembako tapi itu bukan solusi. Yang kami butuhkan adalah tindakan nyata supaya air ini cepat surut," tegas Siswati.
Karena itulah, warga beirinsiatif bergotong royong membuat gorong-gorong darurat secara manual.
Mereka berharap air bisa keluar lebih cepat dan permukiman mereka bisa kembali normal.
KASUS SERUPA: 185 jiwa terdampak banjir Talumolo
Diberitakan TribunGorontalo.com sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Gorontalo mencatat ada sebanyak 58 rumah terdampak banjir di lokasi ini.
Sedangkan untuk jumlah korban terdampak mencapai 86 Kepala Keluarga (KK) dengan total 185 jiwa yang merasakan dampaknya.
Fungsional Ahli Muda BPBD Kota Gorontalo, Mulyono Mardjun mengatakan pihaknya langsung bergerak cepat dengan mengevakuasi warga terdampak banjir.
"Kami juga menginventarisasi infrastruktur yang mengalami kerusakan serta melakukan penyedotan air yang masih menggenangi permukiman," ungkapnya saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Rabu (5/3/2025) sore.
"Upaya penanganan ini dilakukan dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, serta berbagai stakeholder terkait," tambahnya.
Tak hanya di Kelurahan Talumolo, kata Mulyono banjir juga terjadi di Kelurahan Leato Utara, Kota Gorontalo.
BPBD pun langsung berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan dan stakeholder lainnya untuk mendata korban serta infrastruktur yang rusak akibat banjir.
Sementara itu, di Kelurahan Tenda, hujan deras memicu longsor yang menutup sebagian jalan utama.
BPBD segera turun tangan dengan melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor serta melakukan pengerukan material longsor yang menghalangi akses jalan.