TRIBUNGORONTALO.COM - CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan perubahan besar dalam kebijakan moderasi konten perusahaan.

Meta akan meninggalkan program pemeriksaan fakta dan mengadopsi model "Community Notes" seperti yang diterapkan X (sebelumnya Twitter) pada Facebook, Instagram, dan Threads.

Zuckerberg menyatakan bahwa sistem moderasi kompleks yang dibangun selama ini sering kali menghasilkan kesalahan.

"Kami akan kembali ke fokus awal: menyederhanakan kebijakan dan mempromosikan kebebasan berekspresi," ujar Zuckerberg dalam sebuah video.

Baca juga: Lenovo Meluncurkan Laptop Layar Gulung Pertama di Dunia

Melalui "Community Notes," Meta akan memberdayakan komunitas pengguna untuk menambahkan konteks pada unggahan yang berpotensi menyesatkan.

Sistem ini akan mengandalkan kesepakatan dari berbagai perspektif guna mencegah bias dalam moderasi.

"Kami akan transparan tentang bagaimana berbagai sudut pandang memengaruhi Catatan yang ditampilkan," tulis Joel Kaplan, Chief Global Affairs Officer Meta, dalam blog resmi perusahaan.

Model ini akan diluncurkan secara bertahap di AS dan diuji sepanjang tahun 2025.

Selain itu, Meta akan mengurangi penggunaan label peringatan pada konten tertentu dan menghentikan kebijakan penurunan peringkat untuk unggahan yang diperiksa faktanya.

Meta juga menyederhanakan kebijakan konten dengan menghapus beberapa pembatasan pada topik sensitif, seperti imigrasi dan gender, untuk memastikan lebih banyak kebebasan berbagi pendapat.

Selain itu, filter pelanggaran kebijakan akan difokuskan pada kasus berat seperti terorisme, eksploitasi seksual anak, narkoba, dan penipuan.

Untuk pelanggaran ringan, Meta akan mengandalkan laporan manual pengguna dengan batasan lebih tinggi untuk menghapus konten.

Kaplan menambahkan, "Kami menyetel sistem agar membutuhkan tingkat kepercayaan lebih tinggi sebelum suatu konten dihapus. Beberapa konten bahkan akan direview ulang oleh lebih dari satu pengulas."

Meta juga merencanakan pendekatan yang lebih personal terhadap konten politik. Setelah mencoba menjadi agnostik politik, kini pengguna memiliki opsi untuk menyesuaikan jumlah konten politik yang muncul di umpan mereka.(*)