Sementara harga Dexlite naik Rp 200, harga Pertamax Turbo naik Rp 150, serta harga Pertamina Dex naik Rp 100 per liter mulai 1 Januari 2025.
Pertamina pun menjual BBM Pertamax Green seharga Rp 13.400 per liter mulai 1 Januari 2025 untuk seluruh provinsi Indonesia kecuali Aceh, Sabang, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Batam, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung.
Sebaliknya, BBM subsidi jenis Pertalite tetap dihargai Rp 10.000 per liter di seluruh Indonesia, serta Biosolar subsidi Rp 6.800 per liter kecuali di Nusa Tenggara Timur seharga Rp 13.500.
Baca juga: CEK Harga BBM Pertamina per 1 Desember 2024, Khusus Gorontalo Pertamax Turbo dan Dexlite Turun
Heppy menegaskan, penyesuaian harga BBM dilakukan Pertamina Patra Niaga berkala sebagai hal rutin seperti yang dilakukan badan usaha lain yang menjual BBM nonsubsidi di Indonesia.
Menurut dia, harga BBM di SPBU Shell, BP AKR, dan Vivo juga mengalami kenaikan per 1 Januari 2025.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, harga setiap jenis BBM Shell mengalami kenaikan sekitar Rp 250 hingga Rp 640 per liter pada Januari 2025.
Senada, harga BBM BP AKR kompak naik dalam kisaran Rp 190 sampai Rp 520 per liter untuk setiap jenisnya.
Sementara Vivo pun menaikkan harga BBM untuk setiap jenisnya berkisar Rp 238 hingga Rp 636 per liter.
Dengan penyesuaian pada awal Januari 2025, harga BBM Pertamina untuk wilayah DKI Jakarta, yakni Pertamax menjadi Rp 12.500, Pertamax Green Rp 13.400, Pertamax Turbo Rp 13.700, Dexlite Rp 13.600, dan Pertamina Dex Rp 13.900.
"Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta," imbuh Heppy.
Aturan Penyesuaian Harga BBM Pertamina
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, harga BBM Pertamina mengalami penyesuaian untuk mengimplementasikan Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022.
Baca juga: Harga BBM Naik Lagi! Berlaku Mulai 1 November 2024, Cek Rincian Harganya
"Setiap bulan kan ada penyesuaian. Alasannya sama," kata Fadjar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/1/2025).
Berdasarkan aturan tersebut, pemerintah memakai standar dan mutu (spesifikasi) BBM untuk jenis minyak solar murni serta jenis minyak solar murni dengan campuran biodiesel dengan angka setana 51.
Minyak solar CN 51 ini memiliki batasan kandungan sulfur maksimum 0,005 persen m/m setara dengan 50 parts per million. Pemakaiannya berlaku mulai 1 April 2022.