“Banyak sekali pembangunan di lingkungan ini dari ide-ide beliau,” sambungnya.
Pernyataan senada diungkap adik Suprayogi, Zaenal.
Menurut Zaenal, mendiang sang kakak merupakan sosok yang ramah dan baik hati.
"Saat ketemu terakhir, dia berpesan: tolong rumah kamu dilihatin. Saya tidak tahu itu pesan terakhirnya," ujar Zaenal.
"Saya tiga tahun tidak ketemu beliau. Lebaran kemarin jadi pertemuan terakhir. Tetapi dia sosok kakak yang baik dan bertanggung jawab."
Semasa hidupnya, Suprayogi juga berkontribusi dalam memakmurkan masjid Nurul Muttaqin di lingkungannya.
Seusai meninggal dunia, Suprayogi disalatkan di masjid yang pernah ia makmurkan semasa hidup.
Suprayogi meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Istri Suprayogi turut menjadi korban dalam kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok.
Saat ini, sang istri masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Baca juga: Kecelakaan Bus di Subang Jawa Barat, 11 Jiwa Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya
Kecelaakaan Maut di Subang, Jawa Barat
Melansir Tribunnews.com, kecelakaan ini terjadi tepatnya di Lembah Sarimas, Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada malam hari.
Korban dari kejadian nahas tersebut sebanyak 37 jiwa. 11 meninggal dunia, 15 luka berat, 11 lainnya alami luka ringan.
Setelah diselidiki, salah satu penyebab kecelakaan ini adalah permasalahan mesin pada bus. Hal ini diungkap oleh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang, Asep Setia Permana.
Kata Asep, bus tersebut menemui masalah pada bagian mesin. Kondisi itu tampak saat bus berhenti di salah satu warung.
Berdasarkan penuturan saksi yang diperoleh Asep, mesin bus sempat tak terdengar menyala, lampu utama dan klakson juga disebut bermasalah.