TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kisah Yacob Suleman (59), pria paruh baya penjual durian di Jl Raja Eyato Gorontalo.
Durian yang dijual Yacob berasal dari Palu, Sulawesi Tengah.
Tak punya saudara ataupun keluarga di Palu, namun Yacob bisa mendapatkan durian dari temannya yang juga menjual durian di Kota Gorontalo.
Baca juga: Melipir ke Banuroja Pohuwato, Bukti Nyata Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama di Gorontalo
"Teman saya yang punya, jadi saya beli dari dia baru saya jual sendiri," ujarnya kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (17/2/2024).
Tempat tinggal Yacob juga berada di tempat yang sama dengan lapak jualannya.
Namun, rumah Yacob masuk ke dalam gang yang berjarak sekira 100 meter dari jalan raya.
Yacob tinggal bersama istrinya, ketiga anak Yacob sudah menikah. Kini ia telah memiliki delapan orang cucu.
Awalnya Yacob hanya bekerja sebagai supir bentor (becak motor) demi mendapatkan sesuap nasi.
"Ini jualan durian cuma di musimnya saja, kalau lagi musim mangga ya jualan mangga," lanjut pria berusia 70 tahunan ini.
Baca juga: Durian Montong Taluditi Gorontalo Menggoda Selera, Pedagang di Pohuwato Banjir Orderan
Yacob mengakui berdagang merupakan keahliannya. Hal itu didapatinya ketika dirinya membantu orang lain yang juga berdagang.
"Saya berhenti sekolah di kelas 5 SD, setelah itu, saya cuma ikut bantu orang jualan," ungkapnya.
Sekira sudah 26 tahunan dirinya menekuni bidang pekerjaan kesukaannya.
Menurutnya, di Sekolah Dasar dirinya hanya mendapatkan pelajaran matematika sebatas penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian yang menurut Yacob saat itu tidak dimengerti.
"Saya paham betul dengan matematika ini dari pengalaman bedagang," imbuhnya.
Hampir 20 tahunan Yacob bekerja serta belajar di lapak jualan milik orang lain.