Ia menyebut fenomena tersebut sebagai kapitalisasi pengetahuan dan bisa merusak tujuan kampus sebenarnya.
Pasalnya, mahasiswa dituntut bisa mengerjakan tugas-tugas secara mandiri.
Jasa joki dinilai bisa melemahkan kemampuan mahasiswa dalam berpikir.
"Kalau mereka sudah gunakan joki, berarti mereka tidak membaca. Dari situ daya kritisnya akan berkurang," kata Gita saat ditemui TribunGorontalo.com, Jumat (09/2/2024).
Ia menambahkan, para dosen sejatinya tahu mana tugas yang dikerjakan sendiri oleh mahasiswa itu atau bukan.
Gita meminta para mahasiswa lebih mengutamakan diskusi bersama teman atau dosen ketimbang menyewa joki tugas.